DAMASKUS (Arrahmah.com) – Senjata dari Libya menyebar di Suriah dan Mali dan meningkatkan persenjataan “militan” di wilayah tersebut, menurut laporan PBB yang dikeluarkan pada Selasa (9/4/2013) seperti dilansir Al Arabiya (10/4).
Laporan oleh kelompok ahli PBB yang memonitor embargo senjata yang dikenakan pada Libya di awal tahun 2011 sejak dimulainya pemberontakan yang berhasil menggulingkan Moammar Qaddafi, mengatakan negara Afrika Utara ini menjadi salah satu sumber utama senjata di wilayah tersebut.
Pasukan keamanan pemerintah baru Libya tetap lemah dan milisi yang terdiri dari mantan pejuang Libya yang menggulingkan Qaddafi, masih memiliki kekuatan di lapangan.
“Kasus yang terbukti dan tengah diselidiki, memperlihatkan transfer ilegal dari Libya yang melanggar embargo mencakup lebih dari 12 negara dan termasuk senjata berat dan ringan, termasuk sistem pertahanan udara man-PADS, senjata ringan dan amunisi serta bahan peledak dan IED,” tulis laporan oleh para ahli PBB.
“Penyebaran senjata dari Libya berlanjut pada tingkat mengkhawatirkan,” klaim laporan itu.
Para ahli itu mengatakan transfer senjata ke Suriah telah dilakukan dari berbagai lokasi di Libya termasuk Benghazi dan Misurata melalui Turki dan Libanon utara.
“Ukuran signifikan dari beberapa pengiriman dan logistik menunjukkan bahwa wakil-wakil dari pemerintah daerah Libya mungkin setidaknya telah menyadari adanya transfer, jika tidak benar-benar terlibat langsung,” lanjut laporan.
Laporan ini juga menyoroti transfer senjata dari Libya ke Mesir yang meningkat secara signifikan.
“Perdagangan dari Libya ke Mesir merupakan tantangan terutama untuk ‘keamanan’ dalam negeri Mesir, khususnya dalam kaitannya dengan kelompok-kelompok bersenjata di Sinai,” tulis laporan PBB tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa perdagangan senjata dari Libya melalui Mesir dan terus ke Jalur Gaza telah memungkinkan kelompok bersenjata membeli senjata jenis baru termasuk senapan serbu lebih modern dan sistem senjata anti-tank. (haninmazaya/arrahmah.com)