(Arrahmah.com) – Ada peribahasa Arab yang pantas disimak:
إن الطيورعلى أشكالها تقع
Sesungguhnya burung-burung itu hinggap dan bergerombol pada sesamanya.
Pepatah itu digunakan untuk manusia yang serupa dalam prilaku dan keyakinan. Komunis dengan komunis, Islam dengan Islam. Aliran kiri dengan yang kiri, aliran kanan dengan yang kanan.
Lantas, antek syiah, asing, dan asiong ya dengan mereka yang dianteki. Dan mereka di akherat akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya itu, menurut Hadits.
( الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ ) متفق عليه
“Seseorang bersama orang yang dia cintai” (Muttafaq ‘alaih)
Ustadz Ahmad Zainuddin dalam tulisannya di dakwahsunnah.com mengutip Kitab Tuhfatul Ahwadzi, ringkasan penjelasannya sebagai berikut:
Di dalam hadits ini terdapat motivasi (untuk berteman dengan orang shalih-pent) dan peringatan keras (untuk tidak berteman dengan orang tidak shalih-pent), di dalam hadits ini terdapat janji yang baik (bagi yang berteman dengan orang shalih-pent) dan ancaman siksa (bagi yang berteman dengan orang tidak shalih-pent)
Kawanku …
- Jangan sampai di hari kiamat kita seperti apa yang disebutkan di dalam ayat di bawah ini akibat menjadikan idola yang tidak pantas untuk diidolakan, baik karena kekafirannya, kesyirikannya, kebid’ahannya maupun maksiatnya!!!.
{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا (67)} [الأحزاب: 66، 67]
Artinya: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata: “Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” QS. Al Ahzab: 66-67.
Setelah kita tahu ayatnya dan haditsnya seperti tersebut, maka perlu berhati-hati. Jangan sampai kita termasuk orang yang mencintai para perusak Islam. Karena kelak di akherat, bila mencintai musuh-musuh Islam maka akan dikumpulkan bersama mereka.
Kecintaan kepada mereka yang menjauhi Allah Ta’ala itu terbentuk akibat salah manusia sendiri. Salah dalam memilih teman, memilih pergaulan, memilih sekolahan untuk belajar, memilih suami/isteri, memilih perkumpulan, entah itu forum, grup, ormas, kelompok ini dan itu. Bahkan ketika yang dipilih sehari-harinya untuk menjadi bahan bacaan, media yang dibaca, dikunjungi, dilihat, didengarkan dan diresapi adalah media yang menjauhi Allah Ta’ala, bahkan memusuhiNya; maka kecintaannya tentu saja kepada manusia-manusia pendosa (walau mungkin tampaknya anggun, sopan, menarik, dan bahkan diusung oleh media-media yang sejatinya menipu manusia namun tak terasa).
Akibat dari salah pilih dalam kehidupan manusia itu sendiri, tahu-tahu teman-temannya, bacaannya, media yang diikutinya, bahkan pemandu hidup yang diikuti fahamnya ternyata hanya menjerumuskan ke arah menjauhi petunjuk Allah Ta’ala. Maka tidak malu-malu sebagian (banyak?) manusia justru sampai menjadi antek-antek kesesatan bahkan pengusungnya.
Padahal, sesuai dengan ayat dan hadits tersebut di atas, manusia-manusia yang kini mengantek ke syiah, komunis, asing, dan asiong ya akan berkumpul lagi kelak di akherat bersama mereka.
Sengsara mencit (puncak sengsara) lah akibatnya di akherat kelak. Karena hidup sekali saja untuk mengantek kepada mereka, bukan menghamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tinggallah penyesalan yang tiada berakhir. Dan di dalam neraka, mereka hanya mengandaikan kehidupan di dunia yang telah dijalani. Andai saja mereka ketika hidup di dunia menggunakan akalnya dan pendengarannya dengan baik untuk mengikuti petunjuk Allah Ta’ala (ayat-ayat dan hadits Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam) maka tidak menjadi penghuni neraka.
{وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ } [الملك: 10، 11]
- Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”
- Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala[Al Mulk,10-11]
Itulah akibat salah pilih dalam pergaulan di dunia ini. Hingga salah pilih dalam memilih teman, pemimpin, jalan hidup dan aneka rangkaiannya. Hingga menjadi penghuni neraka di akherat, dan tiada tebusan yang bisa untuk menebusnya. Penyesalan pun tiada guna. Na’udzubillahi min dzalik. Kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
Penulis: Hartono Ahmad Jaiz
(*/arrahmah.com)