SENEGAL (Arrahmah.com) – Presiden Senegal Macky Sall mengatakan bahwa negaranya dan negara tetangga Afrika Barat harus siap berperang untuk menghentikan ekspansi kelompok militan jihadis yang datang dari Sahel (23/2/2021).
Presiden juga mendesak peran yang lebih agresif bagi pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Mali dan mengesampingkan dialog dengan kelompok militan tersebut.
Komentar Sall muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kekerasan di wilayah Sahel akan menjalar ke negara-negara pesisir Afrika lainnya.
Kelompok militan mulai menyerang utara Mali pada tahun 2012, sejak itu Burkina Faso dan Niger pun mulai ramai diserang mereka.
Ribuan tentara dan warga sipil tewas dalam konflik tersebut dan ratusan ribu lainnya telah meninggalkan rumah mereka.
Senegal, yang berbatasan dengan Mali, sejauh ini terhindar dari serangan kelompok militan.
Kepala badan intelijen eksternal Prancis, Bernard Emie, juga memperingatkan bahwa kelompok militan berusaha untuk memperluas ke Pantai Gading dan Benin.
Sall mengatakan bahwa tujuan para jihadis adalah mencapai Samudra Atlantik atau dengan kata lain ingin menuju Eropa.
“Baik Senegal atau negara pesisir lainnya yang menjadi pertahanan terakhir, anda harus bersiap untuk berperang,” katanya, seperti dikutip dari The Defence Post (23/2).
Presiden menambahkan bahwa dia menentang dialog dengan kelompok militan jihadis. Hal ini berbeda dengan Mali yang ingin melakukan dialog dengan para militan.
Sall menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali harus diizinkan menggunakan kekuatan militer.
“Ketika Anda (pasukan PBB) menghadapi kelompok militan jihadis, tidak ada perdamaian dengan mereka. Anda harus melawan mereka.” (Hanoum/Arrahmah.com)