WASHINGTON (Arrahmah.com) – Trio bipartisan senator AS pada Rabu (20/10/2021) meminta jawaban dari perusahaan elektronik Amerika Universal Electronics Inc. setelah adanya laporan memberatkan yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut terlibat dalam “genosida Uighur dan kelompok etnis lain di Cina di Xinjiang.”
Ketua Hubungan Luar Negeri Senat Demokrat Bob Menendez bergabung dengan anggota komite Jeff Merkley, seorang Demokrat, dan Marco Rubio, seorang Republikan, menulis surat yang meminta jawaban dari Chief Executive Officer Paul Arling menyusul laporan dari Reuters yang menuduh perusahaan mengadakan kesepakatan dengan Beijing untuk mengangkut buruh Uighur dari Xinjiang ke Qinzhou.
“Pengaturan ini menunjukkan tanda-tanda kerja paksa yang jelas, meningkatkan kekhawatiran bahwa perusahaan Anda mungkin secara langsung terlibat dalam genosida pemerintah Cina di Xinjiang,” tulis para senator, lebih lanjut mengutip sejumlah pelanggaran yang didokumentasikan terhadap Uighur oleh partai yang berkuasa di Cina.
“Mengingat pelanggaran yang sedang berlangsung dan terdokumentasi dengan baik ini, perusahaan-perusahaan Amerika harus dengan hati-hati menghindari tenaga kerja paksa Uighur dalam operasi yang digelar oleh Cina, termasuk dengan hati-hati memeriksa aturan-aturan yang berkaitan dengan agen tenaga kerja pihak ketiga. Laporan baru menunjukkan Universal Electronics mungkin gagal dalam tugas ini,” kata mereka.
Laporan tersebut menuduh bahwa orang Uighur yang diangkut ke fasilitas di Qinzhou di Cina selatan tinggal di asrama terpisah, tunduk pada pengawasan polisi terus-menerus dan tunduk pada “kegiatan pendidikan” pemerintah Cina.
“Kami percaya kondisi ini menunjukkan tanda-tanda kerja paksa yang jelas. Kami sangat prihatin bahwa Universal Electronics tampaknya tidak berbuat banyak untuk menyelidiki atau memperbaiki situasi,” tulis para senator.
Menurut data PBB, setidaknya 1 juta orang Uighur ditahan di luar kehendak mereka di tempat-tempat yang disebut Beijing sebagai “pusat pelatihan kejuruan”, yang oleh masyarakat internasional didefinisikan sebagai “kamp pendidikan ulang”.
Cina tidak memberikan informasi tentang berapa banyak kamp yang ada di Xinjiang, jumlah orang yang ditahan atau berapa banyak yang telah kembali ke kehidupan sosial.
Sementara PBB dan organisasi internasional lainnya menegaskan kembali tuntutan agar kamp dibuka untuk inspeksi. Cina telah mengizinkan beberapa pusat yang ditunjuk untuk dilihat sebagian oleh sejumlah kecil diplomat dan jurnalis asing.
Beberapa negara menuduh Cina melakukan genosida etnis Uighur di Xinjiang. Beijing telah membantah melakukan kesalahan, menolak tuduhan itu sebagai “kebohongan dan sebuah virus politik.” (rafa/arrahmah.com)