KARABAKH (Arrahmah.com) – Letnan Jenderal Rustam Muradov, komandan pasukan penjaga perdamaian Rusia di wilayah Karabakh, mengumumkan bahwa situasi di distrik Hadrut, telah kembali normal, setelah pasukannya turun tangan untuk mengakhiri pelanggaran gencatan senjata di sana.
Dalam jumpa pers pada Ahad (13/12/2020), perwira Rusia itu mengatakan: “Pada 11 Desember, terjadi pelanggaran gencatan senjata di sekitar kota Khatzabird dan Hin Taglar, yang dihentikan oleh penjaga perdamaian Rusia. Saat ini, situasi di wilayah ini telah kembali normal.”
Letnan Jenderal Muradov menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia melaksanakan pemantauan terus menerus atas situasi dan mereka selalu berhubungan dengan perwakilan Armenia dan Azerbaijan, lansir AMN (14/12).
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa gencatan senjata di Karabakh dilakukan di sepanjang garis kontak antara kedua pihak yang bertikai di Karabakh.
Pada Sabtu, Armenia mengumumkan “dimulainya kembali” operasi ofensif pasukan Azerbaijan di Hadrut, sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi insiden pertama pelanggaran gencatan senjata di Karabakh selatan sejak diberlakukan sesuai dengan pernyataan yang ditandatangani oleh para pemimpin Rusia.
Kesepakatan itu dicapai setelah 44 hari konfrontasi antara pasukan Azerbaijan dan Armenia di wilayah yang disengketakan.
Pada Ahad (13/12), Azerbaijan mengumumkan bahwa 4 tentaranya tewas dan 2 lainnya luka-luka, menuduh Armenia meluncurkan serangan yang tidak beralasan.
Menurut pernyataan bersama dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan Negara Azerbaijan: “Setelah gencatan senjata diumumkan, media Armenia mengumumkan, mengutip lingkaran resmi di negara mereka, bahwa angkatan bersenjata mereka hilang di kawasan hutan. Pihak Armenia mengimbau pimpinan pasukan penjaga perdamaian Rusia untuk menemukan mereka dan mengevakuasi mereka.”
Pernyataan menambahkan: “Pihak Azerbaijan menyediakan semua persyaratan untuk evakuasi angkatan bersenjata Armenia, dan dalam kondisi cuaca yang sulit, pasukan penjaga perdamaian Rusia tiba di daerah ini, dan dengan bantuan pengeras suara, mereka mengatakan kepada kelompok bersenjata Armenia di wilayah untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengevakuasi mereka yang hilang, mencatat bahwa personel militer penjaga perdamaian Rusia bertindak dengan tanggung jawab besar dan profesionalisme untuk mempertahankan gencatan senjata dan mengevakuasi militan Armenia.”
“Jelas bahwa kelompok bersenjata tidak meninggalkan wilayah itu, dan menyerang militer Azerbaijan dan warga sipil,” lanjut pernyataan itu.
Sebelumnya pada 26 November, 3 tentara Azerbaijan tewas dalam serangan di desa Sur di wilayah Khojavind, dan dua lainnya luka-luka. Pada 8 Desember, seorang tentara tewas di desa Hadrut.
“Mengingat hal tersebut, aparat keamanan Azerbaijan terpaksa melakukan operasi anti-teroris di wilayah ini.” (haninmazaya/arrahmah.com)