KABUL (Arrahmah.id) — Sebuah stasiun radio yang dikelola wanita di timur laut Afghanistan telah melanjutkan siarannya, setelah para pejabat menutupnya selama sepekan karena memutar musik selama bulan suci Ramadan. Hal ini diungkapkan seorang pejabat Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan kepala stasiun tersebut (7/4/2023).
Sadai Banowan, yang berarti “suara wanita” dalam bahasa Dari, diluncurkan 10 tahun lalu di provinsi Badakhshan. Ini merupakan satu-satunya stasiun radio yang dikelola wanita di Afghanistan. Enam dari delapan stafnya adalah perempuan.
Moezuddin Ahmadi, direktur Informasi dan Budaya di Badakhshan, mengatakan, seperti dilansir Euronews (7/4), stasiun tersebut diizinkan untuk melanjutkan aktivitas pada Kamis, setelah mematuhi “hukum dan peraturan Imarah Islam”. Radio ini juga setuju untuk berhenti menyiarkan segala jenis musik.
Kepala stasiun Najia Sorosh mengatakan setelah stasiun “memberikan komitmen kepada pejabat di departemen informasi dan budaya Taliban, mereka membuka kunci pintu stasiun,” dan mereka mulai mengudara lagi.
Komite Keselamatan Jurnalis Afghanistan, sebuah organisasi pengawas Afghanistan yang mempromosikan keselamatan jurnalis dan kebebasan pers dan yang terlibat dalam mediasi pembukaan kembali stasiun tersebut, menyambut baik dimulainya kembali siaran.
“Mengikuti upaya advokasi AJSC, radio Sadai Banowan melanjutkan siarannya,” katanya dalam sebuah tweet.
Perwakilan dari Kementerian Informasi dan Kebudayaan dan Direktorat Kebajikan telah menutup stasiun tersebut sepekan sebelumnya. (hanoum/arrahmah.id)