LANGSA (Arrahmah.com) – DPD II Muslimah HTI Langsa menggelar seminar intelektual remaja dengan tema, “save generation from HIV/AID, FREE SEX dan V-DAY with Khilafah.” Kegiatan dilaksanakan di Aula Candika Pramuka tepatnya di Jalan A. Yani Kota Langsa, dihadiri lebih kurang 250 pelajar tingkat SMP dan SMA se-Kota Langsa dan Aceh Tamiang, Ahad (9/2/2014).
Dalam pidato pembukaan yang disampaikan oleh Ibu Walikota, Langsa Hanifah AM.K mengingatkan kepada para remaja untuk tidak ikut terjebak dalam pergaulan bebas yang semakin marak ditengah-tengah masyarakat khususnya daerah Aceh dan juga pola remaja yang ikut-ikutan dalam merayakan valentine day saat ini harus segera dihentikan.
Dan dalam hal ini, dukung keluarga juga sangat penting dalam membentuk pola sikap remaja. Guna mendorong itu semua, acara-acara seperti ini harus lebih sering dilaksanakan untuk dapat menyadarkan generasi remaja saat ini yang sudah terpengaruhi oleh budaya asing (barat).
Pemateri pertama, dr. Mutia Darmawan (Dokter Umum, Pascasarjana FKM USU-Medan) menyampaikan makalah berjudul, “Valentine Days Free Sex, HIV/AIDS : jebakan liberalisme pada remaja Muslim” menyampaikan bahwa sikap para remaja dewasa ini yang beranggapan bahwa pacaran merupakan aktivitas yang biasa sehingga bagi yang tidak pacaran dianggap ketinggalan jaman adalah pola pikir yang keliru dan hal itu sama halnya dengan perayaan hari Valentine yang semakin menyuburkan pergaulan bebas hingga berujung pada HIV/AIDS. Jadi semua itu tidak lain adalah jebakan liberalisme untuk remaja muslim.
Dia juga menambahkan bahwa mengapa umat Islam tidak dibenarkan ikuta merayakan dalam acara Valentine’s Day tentu mempunya dasar yang kuat yaitu karena Islam mengharamkan seorang Muslim bertingkah laku menyerupai orang-orang kafir. Dalam hal ini Mutia juga mengutip sebuah hadist Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam, “Barang siapa mengikuti suatu kaum maka dia temasuk dalam golongan kaum tersebut”.
Selanjutnya pemateri kedua Suci Dwi W Siregar, Spd Anggota DPD II Muslimah HTI Langsa dengan lebih terperinci menjelaskan bagaimana Islam dalam menyelesaikan masalah penyebaran HIV/AIDS, free sex dan lain sebagainya. Pertama Islam menuntut negara untuk memproteksi rakyatnya dari tontonan yang merusak aqidah umat dan negara sebagai pemegang kendali pelaksanaan syariat Islam akan memberikan sanksi hukum kepada pelaku zina sebagaimana yang telah ditentukan dalam Islam.
Dalam hal ini, untuk mewujudkan negara yang berkompeten dalam menjaga generasi haruslah dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah yang tentunya dalam bingkai negera Khilafah.
Setelah pemaparan beberapa materi HIV/AIDS dan solusinya, Seminar Intelektual Remaja juga membuka sesi diskusi seputar tema kegiatan. Ir. Syarifah Syamrah, dosen Universitas Samudra mengawali diskusi dengan sebuah pernyataan tentang jarangnya seminar-seminar HIV/AIDS dan free sex yang ikut melibatkan para remaja, padahal remaja merupakan objek yang terserang dalam masalah tersebut namun kali ini berbeda dimana para remaja ikut dilibatkan secara langsung. Kemudian Syarifah juga mengajak seluruh peserta untuk berpegang teguh pada Islam dan menolak ajaran-ajaran bebas kaum kafir.
Adapun latarbelakang acara ini dilaksanakan adalah melihat fenomena pergaulan bebas remaja saat ini yang sangat mengkhawatirkan. Kota Langsa saat ini berada di posisi ke 4 untuk wilayah Aceh yang mengidap HIV/AIDS, artinya ada sekitar 10 orang di Kota Langsa yang mengidap HIV/AIDS. Acara ini juga sengaja diadakan 5 hari sebelum tangal 14 februari karena tanggal tersebut menjadi ajang free sex yang terus dijajakan oleh kebudayaan asing alias kafir.
Dan semoga acara ini dapat menyadarkan para remaja khususnya daerah Kota Langsa untuk tidak terjebak dalam pergaulan bebas, juga memahami bahwa solusi penyelasaian masalah HIV/AIDS dan free sex hanya dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai daulah khilafah. (azm/musri/arrahmah.com)