VAKHDAT (Arrahmah.id) – Dinas keamanan negara Tajikistan telah menahan sembilan orang karena diduga melakukan kontak dengan para pelaku serangan pekan lalu oleh orang-orang bersenjata di sebuah gedung konser di pinggiran kota Moskow yang menewaskan 144 orang, demikian dilaporkan oleh media pemerintah Rusia.
“Sembilan penduduk distrik Vakhdat ditahan karena melakukan kontak dengan orang-orang yang melakukan serangan teroris di Balai Kota Crocus pada tanggal 22 Maret,” kantor berita RIA Novosti melaporkan pada Jumat (29/3/2024), mengutip informasi dari sumber yang tidak disebutkan namanya di dinas khusus Tajikistan, yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Rusia juga terlibat dalam operasi untuk menahan para tersangka.
Vakhdat terletak di sebelah timur ibu kota Tajikistan, Dushanbe.
Mereka yang ditahan juga dicurigai memiliki hubungan dengan ISIS, menurut RIA Novosti.
Hal ini terjadi ketika pengadilan di Moskow mendakwa tersangka lain dalam serangan gedung konser yang mematikan itu -Lutfulloi Nazrimad- dan memutuskan bahwa dia harus ditahan setidaknya sampai 22 Mei, sambil menunggu investigasi dan persidangan.
Situs berita independen Rusia, Mediazona, mengutip pernyataan Nazrimad di pengadilan bahwa ia lahir di Tajikistan.
Nazrimad adalah tersangka kesembilan yang dihadapkan ke pengadilan.
Al Jazeera melaporkan bahwa Nazrimad yang berusia 24 tahun didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan tindakan terorisme, dan dia mengaku bersalah atas beberapa tuduhan, menurut pengacaranya.
Para pejabat Rusia sebelumnya mengatakan bahwa 11 tersangka telah ditangkap di negara itu, termasuk empat orang yang diduga melakukan serangan tersebut.
Keempatnya, yang diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan, hadir di pengadilan Moskow pada Ahad atas tuduhan terorisme dan menunjukkan tanda-tanda pemukulan yang parah. Salah satu dari mereka terlihat hampir tak sadarkan diri selama persidangan.
Komite Investigasi Rusia juga mengatakan pada Kamis bahwa mereka telah menahan seorang tersangka lain terkait dengan penggerebekan di Balai Kota Crocus karena dicurigai terlibat dalam pendanaan serangan tersebut. Komite tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas tersangka atau tindakan yang dituduhkan.
Sebuah faksi dari ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Namun para pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, terus menerus mengklaim bahwa Ukraina dan Barat memiliki peran dalam serangan tersebut.
Ukraina membantah terlibat, dan para pejabatnya mengklaim bahwa Moskow mendorong tuduhan ini sebagai dalih untuk mengintensifkan pertempuran di Ukraina. (haninmazaya/arrahmah.id)