YERUSALEM (Arrahmah.com) – Buldoser Israel telah menghancurkan sebuah hotel di Yerusalem timur untuk membuat jalan bagi perumahan baru, hal ini menimbulkan protes besar-besaran.
Hotel Shepherd itu diruntuhkan oleh tiga buldoser Israel pada Minggu (9/1/2011), sebagai bagian dari rencana untuk membangun sebuah pemukiman baru sebanyak 20 unit di jantung kota yang diduduki.
Hotel ini terletak di garis pemisah antara dua perumahan Arab, Sheikh Jarrah dan Wadi al-Joz. Situs ini tidak hanya membagi dua lingkungan, tetapi juga akan merubah aspek pendudukan Yerusalem.
Menurut dokumen resmi, hotel ini dimiliki oleh Mufti Al-Quds, Haj Amin al-Hussaini, yang dideportasi oleh pemerintah Inggris pada 1937, kemudian ia meninggal dunia di Lebanon pada tahun 1974.
Langkah Israel ini diklaim oleh Menteri Luar Negeri AS dapat melemahkan upaya perdamaian. “Ini mengganggu upaya perdamaian untuk mencapai solusi dua negara,” ujar Hillary Clinton dalam statemen saat mengunjungi Abu Dhabi.
Proyek hotel ini didanai oleh Irving Moskowits, seorang jutawan Yahudi-Amerika dan pelindung pemukiman Yahudi.
Tak ada negosiasi
Pergerakan ini menciptakan kecaman dari Palestina. Mereka mengatakan bahwa sejarah hotel dimiliki oleh mereka dan diambil paksa oleh pasukan Zionis setelah 1967 dan dijual kepada jutawan Yahudi-Amerika.
Saeb Erekat, seorang negosiator Palestina mengatakan bahwa Palestina tidak akan bernegosiasi dengan Israel sepanjang pergerakan tersebut dilanjutkan.
“Selama pemerintah ini melanjutkan penyelesaian perumahan dan bertindak seperti itu, membongkar Hotel shepherd, maka tidak akan ada negosiasi.”
Hotel ini dinyatakan sebagai “harta absensi” oleh Israel setelah diduduki dan menganeksasi Yerusalem Timur. (haninmazaya/arrahmah.com)