TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” dimulai sebagai sebuah entitas yang dibentuk oleh sejumlah milisi, atau geng bersenjata. Akhirnya, mereka bergabung, setelah perang 1948, atau Nakba, untuk membentuk angkatan bersenjata “Israel” saat ini, yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan “Israel” (IDF).
Namun setelah runtuhnya front selatan bagi tentara dan intelijen “Israel” pada 7 Oktober, tampaknya “Israel” akan kembali ke era milisi.
Reuters melaporkan pada Ahad, 22 Oktober bahwa “Israel telah membentuk ratusan pasukan sukarelawan keamanan dalam dua pekan sejak perang Gaza meletus dan mempersenjatai mereka jika terjadi kerusuhan Yahudi-Arab.”
“Polisi “Israel” telah menangkap puluhan warga Arab-“Israel” karena dicurigai menghasut dan mendukung Hamas, berdasarkan unggahan media sosial,” Reuters juga melaporkan, mengutip pengacara mereka yang ditahan yang mengatakan bahwa tindakan tersebut dirancang untuk membungkam perbedaan pendapat dalam perang tersebut.
Hanya sedikit perhatian yang diberikan terhadap apa yang dilakukan “Israel” terhadap minoritas Arab, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 20 persen dari keseluruhan populasi di “Israel”.
https://www.instagram.com/reel/CyxQpw2P_Bp/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
Meskipun selalu diawasi dan diperlakukan berdasarkan standar hukum dan politik yang berbeda, situasi kini semakin memburuk karena mereka semakin dipandang sebagai musuh.
Meskipun berdasarkan pengakuannya sendiri, kepala polisi “Israel”, Inspektur Jenderal Kobi Shabtai, mengatakan kepada panel peninjau parlemen bahwa “hampir tidak ada insiden” yang dilaporkan di pusat-pusat populasi Arab, mereka masih merasa perlu untuk mempersenjatai warga Yahudi “Israel”.
Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir “memperkirakan bahwa perang ini akan terulang kembali seperti kerusuhan 2021 dan telah memerintahkan pelonggaran peraturan untuk mengeluarkan izin kepemilikan senjata kepada warga negara,” menurut Reuters.
Relawan dengan Senjata
Pasukan keamanan telah dibentuk, dengan sukarelawan bersenjata berpatroli di jalan-jalan.
Shabtai mengatakan 527 regu semacam itu telah dibentuk sejak 7 Oktober, dan jumlahnya terus bertambah.
Sebanyak 40.000 senjata api akan dibagikan kepada regu, menurut Reuters. Wakil direktur kementerian Ben-Gvir, “Eliezer Rosenbaum, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa 20.000 senjata api telah dipesan untuk didistribusikan kepada pasukan tersebut, dan 20.000 senjata lainnya akan menyusul.”
Para relawan juga akan mendapat seragam, jaket, helm dan masih banyak lagi.
Jenis senjata apa yang akan digunakan? Masih belum jelas, namun menteri sayap kanan Ben-Gvir telah mengunggah video online dirinya membagikan senapan serbu M-16 atau M-4.
Kini setelah ribuan warga Yahudi “Israel” bergabung dengan milisi bersenjata, pertanyaan yang muncul adalah, siapa yang akan membela warga Arab “Israel”? (zarahamala/arrahmah.id)