JENIN (Arrahmah.id) – Empat belas warga Palestina tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka dalam beberapa serangan “Israel” di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (9/11/2023).
Ini adalah salah satu insiden paling mematikan yang terjadi baru-baru ini di Jenin, yang telah berulang kali digerebek oleh “Israel” sebagai bagian dari upaya menangkap para pejuang Palestina.
Kamp tersebut mendapat serangan hebat, termasuk pengeboman, ketika penggerebekan dilakukan oleh pasukan “Israel” di seluruh Tepi Barat yang dilaporkan mencari pejuang Palestina bersenjata.
Rekaman yang diunggah di media sosial oleh Quds Network menunjukkan asap mengepul dari sebuah gedung di Jenin setelah gedung tersebut dilaporkan dihantam oleh drone
“Israel”.
Pasukan “Israel” telah pergi dari rumah ke rumah di Tepi Barat yang diduduki untuk mencari pejuang bersenjata, kata laporan lokal, seraya menambahkan bahwa pasukan “Israel” juga menempatkan penembak jitu di beberapa titik.
Militer “Israel” mengatakan telah mengirimkan unit penyamaran untuk menangkap para pejuang.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan ke kamp tersebut semalaman, menggunakan buldoser lapis baja untuk menghancurkan bom rakitan. Buldoser menghancurkan jalan-jalan yang sudah rusak parah.
IDF mengatakan pasukan kembali memasuki kamp beberapa jam kemudian, dan kembali mendapat tembakan. Drone lain digunakan untuk menyerang orang-orang bersenjata lagi, katanya.
Selama serangan tersebut, angkatan udara dilaporkan menjatuhkan selebaran yang memberitahukan kepada warga: “IDF tetap di sini dan akan kembali lagi dan lagi sampai terorisme benar-benar diberantas. Jauhi terorisme, hiduplah dalam damai,” lansir Jerusalem Post.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa salah satu paramedisnya tertembak di punggung.
“Ini terjadi ketika ambulans PRCS menargetkan selama penggerebekan oleh pasukan pendudukan di #Kamp Pengungsi Jenin,” kelompok tersebut mengunggah di X.
Ia membagikan gambar yang menunjukkan pintu ambulans penuh dengan lubang peluru.
Sejak 7 Oktober, pasukan “Israel” telah menahan 2.300 warga Palestina di Tepi Barat, menurut LSM tersebut, yang mengatakan bahwa jumlah tersebut termasuk mereka yang ditangkap dari rumah mereka, di pos pemeriksaan militer, dan mereka yang menyerahkan diri.
Jumlah tersebut juga termasuk warga Palestina yang masih ditahan serta mereka yang dibebaskan setelah penangkapan mereka, kata LSM tersebut.
Penangkapan itu terjadi setelah “Israel” melancarkan kampanye militer di Gaza, menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina – kebanyakan anak-anak, wanita dan orang tua. (zarahamala/arrahmah.id)