JAKARTA (Arrahmah.com) – Saat ini sebanyak 208.240 jamaah calon haji reguler Indonesia telah berada di Tanah Suci Makkah Al Mukarramah. Semalam, dua kloter terakhir yang berasal dari embarkasi Surabaya telah mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan jamaahnya telah menyelesaikan ibadah umrah.
“Alhamdulillah, proses keberangkatan jamaah telah selesai dan berlangsung lancar. Jamaah senang dengan kondisi pemondokan dan transportasi yang disediakan. Ini berdasarkan sampel acak yang kami lakukan saat kunjungan ke pemondokan-pemondokan,” jelas Menteri Agama Suryadharma Ali, di Mekkah Minggu (22/11).
Karena itu dia mengimbau para jamaah calon haji Indonesia agar fokus pada pokok ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Untuk itu, kondisi kesehatan jamaah supaya dijaga dengan baik agar waktu pelaksanaan wukuf nanti dalam kondisi prima. “Jangan sampai justru para saat wukuf kondisi kesehatan malah menurun,” ujarnya.
Selama prosesi di Armina (Arafah-Muzdalifah, dan Mina) ia juga meminta agar jamaah selalu berkoordinasi dengan pimpinan regu masing-masing, terutama terkait waktu melempar jumrah. Menurutnya, mengejar afdhaliyah waktu utama melempar jumrah boleh-boleh saja, namun keselamatan jiwa lebih penting. “Ketua regu wajib memperhatikan keutuhan rombongannya dan keselamatan mereka,” tambah Suryadharma.
Menag melanjutkan, mengenai jamaah yang komplain atas pelayanan yang diberikan dinilainya masih wajar karena penyelenggaraan haji Indonesia melibatkan ratusan ribu jamaah. “Tentu kita tidak dapat memenuhi 100 persen keinginan ratusan ribu jamaah dengan berbagai kultur yang berbeda-beda. Namun demikian, PPIH terus berupaya melayani jamaah sebaik mungkin,” tukasnya.
Kepala Daerah Kerja Mekah PPIH Subakin AM menambahkan, mulai kemarin, pihaknya telah menghentikan operasional bus antarjemput jamaah antara pemondokan-Masjidilharam. Beberapa bus yang masih beroperasi ditujukan hanya untuk mengangkut jamaah kloter terakhir tiba di Mekah, yakni dua kloter jemaah asal embarkasi Surabaya, untuk melaksanakan umrah wajib. Jamaah tersebut baru tiba di Mekah, kemarin.
“Operasional bus antarjemput sengaja dihentikan agar jamaah fokus pada persiapan wukuf. Selain itu juga kepadatan arus lalu lintas di Kota Mekkah sudah memuncak sehingga rentan kemacetan,” ujarnya kemarin.
Sementara itu, Ketua rombongan V jamaah asal Yogyakarta Agus Taufiqurrahman mengatakan anggota rombongannya sudah diingatkan sebelumnya agar lima hari menjelang Arafah untuk menjaga kondisi fisik. “Haji adalah ibadah fisik. Dalam sisa waktu lima hari ini kami lebih banyak menghabiskan waktu di pemondokan dengan berdzikir dan shalat di masjid terdekat. Kegiatan ziarah kami hentikan,” tukasnya.
Berdasarkan pantauan MCH di lapangan, suasana Kota Mekkah semakin padat sejak seminggu lalu hingga menjelang puncak musim haji. Kemacetan yang biasanya hanya terjadi menjelang dan sesudah waktu salat, kini terjadi hampir setiap saat. Bahkan menjangkau sampai wilayah Syisyah yang jaraknya sekitar 5 km dari Masjidilharam.
Apalagi mulai hari ini, bus-bus antarjemput jamaah Indonesia dari dan menuju Masjidilharam tidak beroperasi. Langkah ini dimaksudkan agar para jamaah menyiapkan stamina untuk menyambut Hari Arafah. Sedangkan jamaah yang berada di Ring I tetap melakukan salat di Masjidilharam dengan berjalan kaki. Sedangkan jamaah yang berada di ring II melakukan ibadah salat di masjid-masjid yang dekat dengan lokasi pemondokan. (depag/viva/arrahmah.com)