Oleh : Abu Muas Tardjono
(Arrahmah.com) – Masjid Jogokariyan Yogyakarta memiliki 3 langkah strategis, pemetaan, pelayanan dan pemberdayaan. Dari sisi pemetaan masjid ini memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah kerja nyata dan jamaah yang terdata. Pendataan yang dilakukan Masjid terhadap jamaah mencakup : Potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan serta kekuatan dan kelemahan.
Data base
Masjid ini memiliki Data Base berupa pendataan tahunan yang hasilnya menjadi Data Base dan Peta Da’wah komperehensif. Uniknya, data base dan peta da’wahnya bukan hanya mencakup: Nama KK dan warga, pendapatan, pendidikan dan sebagainya, tetapi juga sampai juga di antaranya berisi: Siapa saja yang sholat dan yang belum sholat, yang sholat di Masjid dan yang belum sholat di Masjid, yang sudah berzakat atau yang belum, yang sudah ber-qurban atau yang belum ber-qurban, yang aktif mengikuti kegiatan di masjid atau yang belum, yang berkemampuan di bidang apa dan lain sebagainya.
Ada motto terbaru:
Jangan Anda bilang telah Berwisata Religi ke Kota Gudeg Yogya, jika Anda belum merasakan shalat Subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Pertanyaannya, kenapa tiba-tiba muncul “Motto” sedemikian fenomenal. Semoga tak berkelebihan karena penulis pernah merasakan sendiri betapa jumlah jamaah shalat Subuh berjamaah jumlahnya nyaris sama dengan shalat Jum’at berjamaah.
Keunikan-keunikan lain sehingga menjadikan masjid ini menjadi masjid percontohan dunia, akan segera para jamaah khususnya para pengurus masjid peroleh setelah mengikuti paparan oleh Ust. M. Jazir ASP Ta’mir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, pada Sabtu, 25 Juni 2016 / 20 Ramadhan 1437 Pkl.12.30-15.00 WIB di Masjid Al Fajr Jl. Cijagra Raya No.39 Buah Batu Bandung.
(*/arrahmah.com)