JAKARTA (Arrahmah.com) – Jawa bagian selatan dan Sumatera bagian barat merupakan wilayah yang amat berpotensi dihantam gempa dan tsunami. Masyarakat di wilayah ini harus waspada meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah memiliki alat untuk mendeteksi tsunami lima menit setelah gempa terjadi.
Menurut peneliti gempa dan tsunami dari LIPI, Prof. Dr. Hery Harjono, masyarakat yang tinggal di sekitar pantai harus mencari tempat yang lebih tinggi begitu terjadi gempa dahsyat.
Berdasarkan data penelitian LIPI, sejarah tsunami di selatan Pulau Jawa diketahui cukup banyak. Namun data tersebut belum terdokumentasi dengan baik. Beberapa daerah yang diketahui pernah diterjang tsunami di antaranya Cilacap, Pangandaran, dan Banyuwangi.
“Di pulau Jawa sejarah tsunami sangat banyak namun belum terdata kapan pernah terjadi. Jika di Sumatera datanya diketahui dengan baik,” katanya di Yogyakarta.
Ancaman gempa dan tsunami di Indonesia menurut Hery bisa kapan pun terjadi karena merupakan daerah pegunungan api dan pertemuan lempeng tektonik dunia. Oleh karena itu, masyarakat harus siap menghadapi ancaman tersebut dan tidak melupakan bencana gempa yang selama ini sudah pernah terjadi.
“Jepang saja belajar terus. Gempa di Jepang sudah bisa diprediksi lokasinya, namun tetap saja kecolongan karena belum bisa menentukan besar skalanya,” ujarnya.
Ia menambahkan teknologi di Jepang bahkan sudah mampu mendeteksi tsunami dua menit setelah terjadi gempa. Namun demikian, kesiapan masyarakat merupakan hal sangat penting untuk mengurangi risiko jatuhnya korban. (viva/arrahmah.com)