WELLINGTON (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan dia belum melihat sedikit pun bukti untuk mendukung klaim bahwa bom Paskah di Sri Lanka adalah pembalasan atas serangan masjid Christchurch, demikian dilaporkan Asian News Network, Kamis (25/4/2019).
Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene mengatakan pada Selasa (23/4), “Ini adalah serangan yang terencana. Kami memiliki informasi untuk mengatakan bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok ekstrimis Islam sebagai pembalasan atas pembantaian masjid Christchurch di Selandia Baru.”
Klaim tautan ke Christchurch disambut dengan skeptis oleh Selandia Baru.
“Kami belum menerima apa pun secara resmi, kami juga belum menerima laporan intelijen yang menguatkan apa yang telah dikatakan di Sri Lanka,” Ardern menyatakan pada 1 NEWS.
Analis Paul Buchanan menuturkan, “Semua dukungan logistik yang digunakan untuk melakukan serangan-serangan ini tidak mungkin dilakukan dalam jangka waktu dari 15 Maret hingga Minggu lalu. Mengingat ketidakstabilan pemerintahan Sri Lanka, ketidakmampuan dan kelalaian mereka, tampaknya perencanaan ini membutuhkan waktu lebih.”
Awal April, pejabat Sri Lanka dilaporkan menerima peringatan dari intelijen asing yang membuat marah warga Sri Lanka. Presiden Sri Lanka mengklaim bahwa laporan-laporan ini tidak diketahui olehnya dan bahwa tindakan yang tepat akan diambil. Mereka yang diberi tahu dan mengabaikan bendera merah sekarang menghadapi sanksi. (Althaf/arrahmah.com)