IDLIB (Arrahmah.id) – Ratusan warga sipil telah meninggalkan daerah Jabal Al-Zawiya yang dikuasai kelompok perlawanan Suriah di Idlib selatan selama beberapa hari terakhir karena pemboman sengit rezim.
Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai The White Helmet, mengatakan bahwa 60 serangan telah terjadi dalam tiga hari pertama September dan delapan warga sipil tewas, sementara 23 lainnya luka-luka.
Koresponden Al-Araby Al-Jadeed, mengatakan ini adalah pemboman terburuk yang pernah dialami wilayah Jabal Al-Zawiya dalam tiga tahun. Salah satu korbannya adalah seorang anak, terbunuh ketika keluarganya mencoba melarikan diri dari penembakan.
Pasukan rezim Suriah telah mengadopsi kebijakan “bumi hangus” setelah pasukan pemberontak menguasai bukit Malaja di provinsi selatan Idlib beberapa hari sebelumnya, katanya.
Lebih dari seribu peluru dan bom rezim telah menghujani provinsi selatan Idlib pada Selasa (5/9/2023), dengan keganasan sedemikian rupa sehingga pemboman terbaru telah menghalangi warga sipil untuk melarikan diri.
Pada Senin (5/9), dua anak lainnya – yang merupakan saudara perempuan – terluka ketika penembakan menghantam kamp pengungsi di Sarmin di provinsi Idlib timur, tempat mereka berlindung bersama keluarga mereka setelah melarikan diri dari daerah Jabal Al-Zawiya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pesawat tempur Rusia juga membom desa Fatira di provinsi Idlib selatan ketika rezim menembaki provinsi Jabal al-Zawiya.
Provinsi Idlib adalah rumah bagi sekitar 4 juta orang, hampir setengah dari mereka telah mengungsi dari wilayah lain di Suriah oleh rezim Asad.
Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Turki dan Rusia secara teoritis telah berlaku di sana sejak Maret 2020 tetapi sering kali dilanggar oleh rezim dan pasukan Rusia.
Di tempat lain di Suriah, kelompok perlawanan yang didukung Turki bentrok dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di provinsi utara Aleppo.
Seorang koresponden Al-Araby Al-Jadeed mengatakan bahwa Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki mengebom posisi SDF di dekat kota Manbij di timur Aleppo, memicu tanggapan dari kelompok pimpinan Kurdi.
SDF juga telah bentrok dengan milisi suku Arab yang sebelumnya bersekutu di Deir Azzur di Suriah timur selama dua pekan terakhir, yang mengakibatkan banyak orang terbunuh.
Namun pada Rabu (6/9), mereka mengatakan bahwa mereka telah “mengakhiri operasi” terhadap milisi. (zarahamala/arrahmah.id)