(Arrahmah.com) – Bismillah Wa Shalatu Wa Salaamu ‘Ala Rasuulillah amma ba’du. Akhi, Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam. Berjuang di jalan Allah Li-I’laa-i Kalimatillah menumpas musuh-musuh Allah dan menegakkan agama-Nya. tentunya Jihad yang Syar’i dan di landasi Ilmu serta bimbingan para ‘Ulama bukan jihad yang semberono, mudah mengkafirkan kaum muslimin sehingga menghalalkan darah ummat yang diharamkan.
Rasulullah bersabda kepada Muadz bin Jabal Radhiyallahu’anhu
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ : بَلَى يَا رَسُولَ الله قَالَ : رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ
“Maukah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak ketinggiannya?”
Mu’adz berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!”
Rasulullah bersabda, “Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya adalah jihad.”
(Hadits Sahih dalam Kitab Sunan Al-Tirmizi no 2616)
Akhi, anda tentu kenal dengan Ustadz Abu Jibril ? Atau Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman .. ? Wakil Amir Majelis Mujahidin (MM). Kami memanggi beliau dengan sebutan “Abah”, panggilan akrab terhadap beliau…
Seorang Mujahid dakwah Sunnah di Indonesia, seorang Singa Sunnah yang sangat di benci oleh dua kelompok takfiri; Syi’ah dan ISIS, yakni dua aliran sesat dan menyesatkan.
Salah seorang putra beliau bernama Ridwan Abdul Hayyie tadi pagi Ba’da Shubuh tepatnya pada hari kamis tanggal 26 maret 2015 gugur di medan tempur melawan tentara kafir syi’ah di idlib. Semoga Allah menerimanya sebagai syahid di sisi-Nya.
Saya menangis, saya menangis, wallahi saya bergembira sambil menangis…
Saya bergembira karena beliau telah lebih dulu di jemput para bidadari di Surga, memasuki Surga Allah yang mulia dengan penuh bahagia dan cinta menggapai samudera Ridho sang Pencipta…
Saya menangis karena merasa malu pada diri sendiri sampai sekarang diri ini masih tidur dengan nyenyak, masih bisa makan enak, masih bisa menikmati udara segar dan tak di rundung rudal…
Yaa Allah… Beliau adalah Mujahid kami yang telah menjumpai sebaik-baik kematian.
Dia pergi menghadapmu Yaa Allah dengan cara yang paling mulia.
Berikanlah kami kesempatan untuk dapat menyusulnya Yaa Rahmaan.
Mujahid kami, ternyata para Bidadari telah menunggumu, engkau telah meninggalkan dunia yang fana ini dengan senyum manismu.
Selamat jalan Mujahid ku, kami semua merindukanmu kami menjadi saksi bahwa engkau meninggalkan kami sebagai syahiid in syaa’ Allah.
Allahumma Aamin Yaa Rabb,
Saudaramu,
Abu Husein At-Thuwailibi
(*/arrahmah.com)