ANKARA (Arrahmah.id) — Pada hari Sabtu (30/9/2023), pihak berwenang Turki mendeportasi 600 pengungsi Suriah, termasuk perempuan dan anak-anak, melalui penyeberangan perbatasan Tel Abyad dan Bab al-Hawa di Suriah utara. Jumlah total orang yang dideportasi selama bulan September melebihi 16.000 orang, termasuk orang yang berkewarganegaraan non-Suriah.
Dilansir North Press Agency (1/10), pihak berwenang Turki mendeportasi seorang turis Maroko yang mengaku bahwa dia adalah warga Suriah. Sebelumnya, mereka telah mendeportasi tiga warga Maroko, seorang wanita Aljazair, dan dua warga Afghanistan, sebagai bagian dari kampanye mereka untuk mendeportasi pengungsi Suriah dari wilayah mereka dengan dalih pulang secara sukarela.
Sumber administratif di perbatasan Tel Abyad menyatakan kepada North Press bahwa pihak berwenang Turki menyerahkan sekitar 120 pengungsi Suriah ke faksi Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki melalui penyeberangan Tel Abyad, di utara Raqqa.
Faksi-faksi yang didukung Turki memindahkan orang-orang yang dideportasi ke tempat penampungan di mana mereka akan diselidiki.
Adapun kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS), yang menguasai sebagian besar wilayah barat laut Suriah, menerima 800 pengungsi Suriah, termasuk perempuan dan anak-anak mereka, menurut sumber administratif di penyeberangan Bab al-Hawa.
Sumber tersebut menyebutkan, proses deportasi terjadi setelah pihak berwenang Turki mengumpulkan seluruh dokumen identitas pribadi para pengungsi. Pihak berwenang juga mengambil data biometrik mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak akan kembali ke wilayah Turki.
Sumber di dua penyeberangan perbatasan mengatakan bahwa jumlah orang Suriah yang dideportasi sejak awal September melebihi 16.000 orang. (hanoum/arrahmah.id)