GAZIANTEP (Arrahmah.id) — Perlintasan perbatasan di Suriah utara mencatat pada Ahad (1/9/2024) bahwa Turki mendeportasi lebih dari 19.000 pengungsi selama Agustus 2024.
Pejabat di perlintasan perbatasan mengatakan, seperti dilansir North Press Agency (1/9) bahwa otoritas Turki mendeportasi lebih dari 19.200 pengungsi, termasuk 4.850 perempuan dan anak-anak serta individu dengan kebutuhan khusus, melalui lima perlintasan di Suriah utara.
Ini adalah jumlah deportasi bulanan tertinggi pengungsi Suriah pada tahun 2024, karena otoritas Turki terus mengusir warga Suriah dari negara itu.
Mereka yang dideportasi diterima oleh pasukan keamanan dari faksi oposisi Suriah yang didukung Turki.
Lebih rinci, lebih dari 11.000 warga Suriah dideportasi melalui perlintasan perbatasan Bab al-Salama, al-Rai, dan Jarablus di Aleppo utara.
Selain itu, 6.300 pengungsi, termasuk hampir 1.900 perempuan dan anak-anak dideportasi melalui perbatasan Bab al-Hawa di Idlib utara.
Perbatasan Tel Abyad di Raqqa utara melaporkan total 2.100 warga Suriah yang dideportasi selama bulan Agustus.
Deportasi paksa warga Suriah oleh Turki telah meningkat dalam dua bulan terakhir menyusul serangan rasis terhadap mereka.
Sementara otoritas Turki menggambarkan kembalinya para pengungsi sebagai “sukarela,” sebagian besar pengungsi yang kembali menolak untuk menandatangani formulir pengembalian, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menekankan bahwa kondisi tersebut tidak aman bagi para pengungsi untuk kembali. (hanoum/arrahmah.id)