DENPASAR (Arrahmah.com) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku depresi saat ditanyai soal kecukupan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pemulihan bencana alam yang telah melanda Lombok dan Palu.
Keluhan ini disampaikannya di forum diskusi bertajuk Risiko Pembiayaan Bencana dan Asuransi di Indonesia yang merupakan salah satu acara di Pertemuan Tahunan para negara anggota Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank/AM IMF WB) 2018.
“Selalu ada yang ditanyakan oleh media di setiap kesempatan wawancara, ‘apakah dananya pasti cukup?’ Ini terkadang membuat saya depresi. Itu memberikan tekanan bagi saya,” ujarnya, sapaan akrabnya, di Bali, Rabu (10/10/2018), lansir CNN Indonesia.
Ia mengaku maklum dengan pertanyaan tersebut, karena selama ini pembiayaan untuk bencana alam selalu ditutup pemerintah dengan APBN.
Namun demikian, lanjut Sri, APBN juga memiliki fungsi pembangunan, sehingga kemampuan APBN terbatas.
Di sisi lain, kata Sri, kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam biasanya tidak sedikit. Ia mencontohkan, kerugian atas bencana tsunami Aceh pada 2004 lalu mencapai Rp51,3 triliun. Sedangkan kerugian atas bencana alam yang terjadi selama 2004-2013 mencapai Rp126,77 triliun.
“Sebenarnya, saya tidak keberatan diajukan pertanyaan itu. Tapi saya merasa memang perlu untuk melakukan perencanaan yang lebih baik supaya media tidak perlu mengajukan pertanyaan seperti itu,” tandasnya.
Menurut Sri Mulyani, salah satu kebijakan yang sedang dikaji pemerintah ialah asuransi bencana alam untuk melindungi aset negara. Kajian meliputi risiko fiskal yang ditimbulkan setiap kali ada bencana, profil bencana, frekuensi, dampak, hingga titik-titik yang prioritas untuk diasuransikan lebih dulu.
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah berencana akan mulai menjalankan kebijakan asuransi bencana alam pada tahun depan.
“Saya telah mengambil inisiatif untuk mulai memberikan penanggungan asuransi untuk sebagian gedung pemerintah dan kami sudah bicara dengan pelaku industri asuransi domestik untuk melindungi masyrakat,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.com)