MOSKOW (Arrahmah.id) — Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Jumat (4/10/2024) bahwa keputusan untuk menghapus Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) dari daftar organisasi teroris telah “diambil di tingkat tertinggi”, lapor kantor berita negara TASS (4/10).
Keputusan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan berbagai prosedur hukum agar dapat terwujud, kata perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin untuk Afghanistan Zamir Kabulov.
Putin mengatakan pada bulan Juli bahwa Rusia menganggap gerakan IIA sebagai sekutu dalam perang melawan terorisme.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Jumat (4/10) juga meminta negara-negara Barat untuk mencabut sanksi terhadap Afghanistan yang dipimpin IIA dan mengambil “tanggung jawab” atas upaya rekonstruksi di negara tersebut.
“Kami mendesak negara-negara Barat untuk mengakui tanggung jawab mereka atas rekonstruksi Afghanistan pasca-konflik, mencabut pembatasan sanksi dan mengembalikan aset Kabul yang diambil alih,” kata Lavrov.
Barat telah memberlakukan sanksi terhadap TIIA selama lebih dari dua dekade. Awalnya, sanksi itu diberlakukan untuk membatasi pendanaan Al-Qaeda dan organisasi lain yang disebut sebagai kelompok “teroris”.
Lavrov berbicara pada pembukaan forum diplomatik tahunan yang dipimpin Rusia mengenai Afghanistan, yang melibatkan utusan dari IIA dan negara-negara tetangga di Timur Tengah dan Asia Tengah.
Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi berada di Moskow untuk menghadiri pembicaraan tersebut.
Lavrov juga mengatakan Rusia tidak akan menerima “negara ketiga” yang menempatkan pangkalan militer di Afghanistan atau membangun fasilitas militer baru di negara-negara tetangganya “dengan dalih apa pun”.
Rusia memiliki pangkalan militer besar di sekutunya, Tajikistan, yang berbatasan dengan Afghanistan. (hanoum/arrahmah.id)