LONDON (Arrahmah.com) – Anak-anak Yahudi ultra-Ortodoks yang terdaftar di TK yang dikelola oleh sekte Satmar di London mengajarkan bahwa non-Yahudi (“goyim“) adalah jahat, menurut koran Inggris Independent, Kamis (3/9/2015).
Laporan tersebut mengutip lembar kerja yang diberikan kepada anak-anak di sekolah TK Beis Rochel di utara London.
Menurut laporan itu, para siswa diajarkan bahwa mereka yang melakukan Holocaust adalah “Goyim,” dan tidak ada perbedaan antara non–Yahudi dan Nazi.
Para siswa juga diperintahkan untuk memperingat hari ke-21 bulan Kislev Ibrani, yang merupakan ulang tahun dari hari di mana Rabbi Yoel Teitelbaum, pendiri sekte Satmar, lolos dari Nazi.
“Apa yang telah Goyim (non–Yahudi) jahat lakukan terhadap rumah-rumah ibadat dan cheders [sekolah dasar Yahudi]?” Lembar kerja itu menulis: “Membakar mereka” adalah jawaban yang benar.
“Apa yang goyim ingin lakukan dengan semua orang Yahudi?” Jawaban yang benar adalah: “membunuh mereka.”
“Ini tidak secara eksplisit merujuk pada Holocaust,” sebuah sumber mengatakan kepada The Independent. “Ini dokumen yang mengajarkan kepada anak-anak yang masih sangat muda untuk menjadi sangat takut dan memperlakukan non-Yahudi dengan sangat curiga karena apa yang mereka lakukan kepada kita di masa lalu.”
“Ini bukan pelajaran sejarah – Anda tidak bisa mengatakan begitu: Ini adalah cerita perumpamaan yang secara aktif mengajarkan ekstremisme, kebencian dan ketakutan terhadap dunia luar kepada anak-anak.“
Seseorang, yang tidak ingin disebutkan namanya, telah menunjukkan kepada The Independent lembar kerja yang diberikan kepada anak-anak berusia tiga dan empat tahun di sebuah sekolah TK Yahudi Ortodoks di London. Di dalamnya, anak-anak diminta untuk mengisi pertanyaan yang terkait dengan hari Kislev, yang diperingati oleh orang Yahudi sekte Satmar sebagai hari dimana pendiri dari sekte itu dan dianggap sebagai rabbi suci, Rabbi Yoel Teitelbaum, lolos dari Nazi.
Dokumen yang mengacu kepada Nazi hanya menyebut “Goyim” – sebuah istilah untuk non-Yahudi dimana beberapa orang berpendapat bahwa istilah itu ofensif.
Emily Green, yang dulu mengajar di sekolah Beis Rochel, mengajatakan bahwa adalah hal biasa untuk diajarkan di sekolah Yahudi ultra-Ortodoks bahwa orang-orang non-Yahudi adalah jahat. Ini adalah bagian dari doa, pengajaran, dan seluruh jiwa dan ciri khas mereka.
(ameera/arrahmah.com)