HAWARA (Arrahmah.id) – Sekolah-sekolah ditutup pada Ahad (20/8/2023) di kota Hawara di Tepi Barat yang diduduki ketika pasukan mencari tersangka pembunuh ayah dan anak “Israel” yang ditembak mati pada akhir pekan.
Kedua pria “Israel” itu ditembak mati Sabtu (19/8) di sebuah tempat cuci mobil di Hawara, dalam serangan terbaru yang mengguncang wilayah tempat kekerasan meningkat tahun ini tersebut.
Media “Israel: mengidentifikasi keduanya sebagai Shay Silas Nigrekar (60) dan Aviad Nir (28).
Penjabat gubernur Nablus Ghassan Daghlas memerintahkan penutupan sekolah Hawara “setelah permintaan dari orang tua yang takut akan reaksi dari para pemukim”, katanya kepada AFP.
Hawara, sebuah kota Palestina di dekat kota Nablus, telah menyaksikan sejumlah serangan terhadap pemukim Yahudi atau militer “Israel” sejak awal tahun lalu.
Pemukim juga menanggapi dengan serangan balas dendam di kota dan desa-desa sekitarnya.
“Setiap kali terjadi serangan yang berdampak negatif terhadap penduduk Hawara … para pemukim menerobos masuk, melemparkan batu dan menghancurkan mobil,” kata penduduk lokal Ashraf Odeh kepada AFP.
“Tentara tidak dapat berbuat apa-apa untuk Anda karena prioritasnya adalah melindungi para pemukim sebelum melindungi kami.”
Pada Ahad (20/8), pasukan “Israel” juga memblokir akses ke desa terdekat Beita dan Aqraba saat perburuan mereka berlanjut, seorang koresponden AFP melaporkan dari daerah tersebut.
“Pasukan keamanan kami saat ini sedang mencari pembunuhnya… hari teroris ini juga akan tiba dan lebih cepat dari yang dia kira,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet pada Ahad (20/8).
Ini bukan pertama kalinya Nigrekar mengunjungi Hawara, kata kerabatnya.
“Rupanya, dia mengenal mekanik mobil di sana,” kata kerabatnya Yitzhak Nigrekar kepada Radio Angkatan Darat.
“Dia sering pergi ke Hawara. Dia punya teman di sana dan saya juga kadang pergi bersamanya,” kata Rina, teman lama korban, kepada saluran televisi “Israel” Kan.
Dalam insiden terpisah pada Ahad (20/8), seorang warga sipil “Israel” terluka di Tepi Barat ketika pasukan menembaki sekelompok “tersangka bertopeng” yang ternyata adalah warga negara “Israel”.
Insiden itu terjadi di dekat permukiman “Israel” Maale Levona, tidak jauh dari Nablus.
Tentara mengatakan sejumlah “tersangka bertopeng” terlihat di daerah Maale Levona sekitar pukul 03:00 pada Ahad (20/8).
“Tentara melepaskan tembakan sesuai dengan prosedur operasi standar, di mana salah satu tersangka terluka,” kata tentara.
“Belakangan terungkap bahwa tersangka adalah warga “Israel” yang bertopeng.”
Tentara tidak memberikan perincian lebih lanjut dan mengatakan insiden itu sedang diselidiki.
Tepi Barat telah mengalami lonjakan kekerasan sejak awal tahun lalu, dengan serangkaian serangan oleh warga Palestina terhadap sasaran “Israel”, serangan berulang tentara “Israel” dan kekerasan oleh pemukim Yahudi terhadap komunitas Palestina.
Sedikitnya 218 warga Palestina tewas dalam kekerasan yang terkait dengan konflik “Israel” -Palestina tahun ini.
Sekitar 30 orang “Israel”, satu Ukraina dan satu Italia juga tewas, menurut penghitungan AFP yang dikumpulkan dari sumber resmi di kedua sisi.
Mereka termasuk, di pihak Palestina, pejuang serta warga sipil dan, di pihak “Israel”, tiga anggota minoritas Arab.
“Israel” telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967.
Tidak termasuk Yerusalem timur yang dianeksasi, wilayah itu adalah rumah bagi hampir tiga juta warga Palestina dan sekitar 490.000 warga “Israel” yang tinggal di permukiman yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. (zarahamala/arrahmah.id)