KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Calon mahasiswa penerbangan Malaysia telah ditawari kesempatan emas untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri untuk mempelajari subjek penting terkait masalah penerbangan jika mereka berhasil menghafal Al Quran 30 juz.
“Program ini merupakan proyek percontohan untuk menghasilkan ilmuwan Muslim di bidang penerbangan yang saat ini didominasi oleh Barat,” Ahmad Razif Abd Rahman, dari pemerintahan negara bagian Terengganu, mengatakan kepada kantor berita Bernama, Senin (2//2014).
“Hilangnya Malaysia Airlines penerbangan MH370 menunjukkan bahwa kita kekurangan tenaga ahli di bidang ini dan harus bergantung kepada tenaga ahli dari negara-negara Barat,” katanya setelah menutup acara karnaval penerbangan dan kompetisi layang-layang 2014 di Kuala Terengganu.
Maret lalu, Malaysia mengalami tragedi hilangnya pesawat MH370, yang membawa 227 penumpang, termasuk dua bayi, dan 12 awak, dalam perjalanannya dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Setelah berbulan-bulan pencarian, puing-puing dari pesawat itu masih belum ditemukan, meninggalkan tanda tanya besar seputar keberadaannya.
Masalah penerbangan tersebut menunjukkan kebutuhan yang mendesak bagi Malaysia untuk mencetak ilmuan di bidang kedirgantaraan.
Oleh karena itu, dalam program percontohan yang baru ini telah diusulkan untuk memberikan beasiswa penuh terhadap setiap mahasiswa jika mereka hafal Al-Qur’an, dengan semua biaya dan pengeluaran ditanggung oleh negara.
Bagi pemerintah negara bagian pesisir timur ini, program tersebut menawarkan kesempatan untuk menghasilkan ilmuwan Muslim dalam bidang kedirgantaraan dan juga fokus pada mempelajari Al-Qur’an karena masih banyak rahasia dalam kitab suci itu yang perlu digali.
Setelah lulus, para mahasiswa ini akan mengabdi di Terengganu Science and Creativity Centre (PSKT) selama beberapa tahun.
Ahmad Razif mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Universitas Malaysia Terengganu (UMT) untuk menyiapkan kertas kerja untuk mengidentifikasi perguruan tinggi yang sesuai di luar negeri.
“Saya telah meminta UMT untuk menyiapkan kertas kerja mengenai biaya dan daftar perguruan tinggi yang sesuai, termasuk dari China, Rusia dan Amerika Serikat karena mereka telah maju dalam bidang penerbangan.”
“Kebetulan, tahun ini UMT telah mendatangkan seorang ahli dalam bidang penerbangan dari Amerika Serikat. Saya akan meminta dia untuk menjadi penasihat di PSKT,” tambahnya.
(ameera/arrahmah.com)