KAMBOJA (Arrahmah.com) – Polisi Kamboja telah diperintahkan untuk berjaga-jaga di sebuah sekolah Muslim Cham di tengah gelombang serangan selama sebulan terakhir, yang bahkan menyertakan ancaman kematian.
Cambodia Daily pada Kamis (14/1/2016) melaporkan bahwa sekolah yang didirikan oleh seorang imam di provinsi Tbong Khmum bernama Muhammad Abdulrahman itu mengajarkan “bahasa Cham, sejarah budaya dan praktik keagamaan.”
Pada bulan November, Phnom Penh Post melaporkan bahwa 24 siswa sekolah itu pingsan dan dirawat di rumah sakit setelah adanya gas beracun yang diduga disebarkan ke rumah tempat mereka tinggal.
Pejabat kepolisian setempat Ouk Pov telah mengatakan kepada harian tersebut bahwa serangan terbaru itu masih berlanjut sejak akhir Desember.
“Batuan dan tas-tas berisi kotoran” telah dilemparkan ke kompleks sekolah, hingga pada Senin malam, terdapat salah satu batu yang dibungkus selembar kertas bertuliskan ancaman kematian dan menggambarkan Abdulrahman dan staf lainnya sebagai ‘anjing’, lapor harian itu.
Abdulrahman mengatakan kepada harian itu bahwa dia meyakini serangan tersebut telah dilatarbelakangi oleh rasa iri dan karena dia berasal dari Phnom Penh, sehingga dia dipandang sebagai orang luar.
Dia mengatakan bahwa para tersangka telah menempatkan kotoran di dalam tangki air, serta melemparkan petasan ke dinding-dinding sekolah.
Polisi sejauh ini belum melakukan penangkapan, dan mengatakan belum ada motif yang jelas terkait kasus ini.
(banan/arrahmah.com)