ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sekjen PBB Antonio Guterres pada Ahad (16/2/2020) menyuarakan keprihatinannya atas meningkatnya Islamofobia di dunia. Dia juga menyebutkan bahwa tingginya kasus islamofobia sudah “tidak dapat ditoleransi” lagi.
Pernyataan Antonio Guterres diungkapkan konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi di ibu kota Islamabad, di mana ia tiba pada Ahad (16/2) pagi untuk melakukan kunjungan selama empat hari.
“Kita melihat hari ini bahwa imigran atau pengungsi kadang-kadang diserang oleh politisi populis atau pembenci agama lainnya. Bagi saya, ini sangat jelas bahwa kita perlu memerangi Islamofobia dengan sangat kuat,” kata Guterres, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Dia mengatakan bahwa ujaran kebencian adalah salah satu instrumen paling penting dari Islamofobia dan PBB baru-baru ini meluncurkan inisiatif untuk meredam segala macam ujaran kebencian.
Merujuk pada inisiatif yang dilakukan oleh Turki, Pakistan dan Malaysia untuk melawan Islamofobia, kepala PBB juga mengungkapkan akan melakukan hal yang sama.
“Kami sepenuhnya berkomitmen dalam tindakan kami di seluruh dunia untuk memerangi semua bentuk populisme yang mencoba menggunakan Islamofobia dan bentuk kebencian lainnya, sebagai alat untuk memenangkan suara, yang sama sekali tidak dapat diterima,” tambah Guterres.
“Ada kebutuhan untuk menjaga harmoni di antara agama-agama,” katanya. “Dan saya percaya bahwa kunjungan saya besok ke koridor Kartarpur akan menjadi simbol dari dialog, debat dan toleransi itu,” imbuhnya.
Qureshi, di pihaknya, juga menyatakan keprihatinannya terhadap pertumbuhan Islamofobia. “Ini sangat berbahaya. Ini sudah mulai berdampak pada politik Eropa, karena Anda telah melihat bagaimana kaum sayap kanan mengambil keuntungan dari itu.” (rafa/arrahmah.com)