RIYADH (Arrahmah.com) – Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmad Abul Gheit telah menyuarakan harapannya bahwa stabilitas Turki tidak akan terpengaruh oleh upaya kudeta yang gagal di negara tersebut.
“Turki adalah negara besar dan penting untuk tetap stabil,” kata Abul-Gheit dalam sebuah wawancara TV dengan saluran satelit Mesir pada Ahad (17/7/2016), sebagaimana dilansir World Bulletin.
“Jika stabilitas di Turki terguncang, itu akan mempengaruhi stabilitas di negara-negara Arab seperti Suriah dan Irak,” katanya.
Pada Jumat malam, elemen pemberontak dalam militer Turki berusaha melakukan kudeta terhadap pemerintah.
Meskipun kudeta itu berhasil dilumpuhkan dalam waktu singkat oleh otoritas yang sah dan aparat keamanan negara, 208 orang telah gugur dalam kekerasan tersebut.
Abul-Gheit, mantan menteri luar negeri Mesir yang menjabat sebagai ketua yang baru di Liga Arab awal bulan ini, memperingatkan bahwa ketidakstabilan di Turki akan memberanikan Iran untuk campur tangan dalam urusan negara-negara di kawasan itu.
Negara-negara Arab menuding Syiah Iran ikut campur dalam urusan mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan meningkat antara kedua belah pihak sejak Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran awal tahun ini setelah dua misi diplomatiknya di Iran diserang oleh pengunjuk rasa Iran pasca eksekusi seorang tokoh terkemuka Syiah oleh pemerintah Saudi.
Arab Saudi dan sekutu Arab menuding Iran mempersenjatai kelompok Syiah Houtsi Yaman, yang menguasai ibu kota Sanaa dan provinsi lainnya pada tahun 2014.
Konflik di Suriah yang dilanda perang telah memperburuk hubungan Arab-Iran.
Iran adalah pendukung utama rezim Bashar al-Asad, sementara Arab Saudi mendukung oposisi Suriah.
(ameera/arrahmah.com)