BEKASI (Arrahmah.com) – Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Sekjen Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menjelaskan tentang keadaan Suriah setelah kehadiran an Rusia di negara tersebut. Menurutnya kehadiran militer Rusia di Suriah memperburuk situasi dan kondisi kaum Muslimin di Bumi Syam.
“Kehadiran militer Rusia hari ini di Suriah semakin memperburuk situasi dan kondisi kaum muslimin di sana yang memang sudah luluh-lantak akibat serangan-serangan rezim”, jelasnya pada event tabligh dan penggalangan dana “Syam Menangis Madaya Menjerit” di Al-Hikmah Jl.Irigasi Prima Raya no.1 Perumahan Bekasi Jaya Indah, Bekasi, Ahad (14/2/2016)
Lebih lanjut Pizaro mengatakan bahwa alasan Rusia yang menyatakan bahwa kehadiran militer mereka di Suriah adalah dalam rangka memerangi ISIS dan terorisme ternyata berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lapangan.
“Bom-bom yang mereka jatuhkan ternyata justru menyasar target-target sipil dan mayoritas yang menjadi korbannya adalah wanita dan anak-anak,” ucapnya.
Patut diketahui, hari ini rezim Assad dengan bantuan Rusia dan para sekutunya melancarkan taktik baru guna melemahkan para pejuang oposisi dan rakyat Suriah yang menentangnya, yaitu dengan melakukan pengepungan dan blokade terhadap kota-kota yang menjadi basis para pejuang oposisi. Sehingga tak ada satupun bantuan yang masuk baik itu berupa bahan pangan, obat-obatan, apalagi persenjataan. Seperti yang terjadi di Madaya, dimana UNHCR (Badan PBB yang khusus mengurusi soal pengungsi ) memperkirakan ada sekitar 40.000 orang ( Termasuk bayi dan anak-anak ) yang terancam mati kelaparan dan ratusan ribu bahkan mungkin jutaan lainnya menyusul di Aleppo, Homs, Ghautah dan kota-kota lainnya diakibatkan krisis pangan yang hebat. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)