HASAKAH (Arrahmah.id) — Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengatakan, sekitar 30.0000 anak dari para anggota dan pendukung kelompok militan Islamic State (ISIS) mengalami pelanggaran hak asasiselama lima tahun di penjara milisi sosialis Kurdi SDF yang didukung Koalisi Internasional.
Dilansir ABC News (12/3/2024), komisi yang didukung PBB itu membeberkan, para anak tersebut mengalami pelecehan seksual di kamp-kamp, penjara, hingga pusat rehibilitasi di bagian barat laut Suriah.
Berdasarkan catatan dan sejarah, sebagian besar anak-anak tersebut dibawa oleh orang tua mereka ke beberapa bagian Suriah dan Irak setelah militan ISIS mendeklarasikan kembali kekhilafahan pada tahun 2014.
Karena itu, Komisi Penyelidikan Internasional Independen mendesak semua negara yang memiliki anak-anak di Suriah untuk memulangkan dan mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat.
Jumlah terbesar anak-anak tinggal di Kamp al-Hol, yang menampung puluhan ribu orang, sebagian besar adalah istri dan anak-anak dari para militan ISIS serta para pendukung kelompok militan tersebut.
Sejumlah kecil anak-anak tinggal di Kamp Roj, sementara remaja laki-laki ditahan di penjara dan rehabilitasi yang dikelola SDF atas sokongan Amerika Serikat (AS).
“Anak-anak ini telah menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut,” kata Komisioner Komisi Penyelidikan Internasional Independen, Lynn Welchman.
Komisi tersebut telah menyimpulkan bahwa kondisi kehidupan di kamp-kamp al-Hol dan Roj yang dijaga ketat merupakan perlakuan yang kejam dan tidak manusiawi serta merendahkan martabat pribadi.(hanoum/arrahmah.id)