WASHINGTON (Arrahmah.com) -Kebanyakan orang terpukau dengan kehebatan Amerika Serikat, khususnya terkait dengan peralatan perangnya. tapi apa jadinya, jika kehebatan tersebut menjadi “senjata makan tuan”.
Sebuah studi baru menemukan bahwa penembakan membuat ngeri orang Amerika. Puluhan ribu anak-anak terluka dan tewas setiap tahun akibat tembakan senjata api. Namun jumlah anak-anak yang terluka atau tewas dalam peristiwa-peristiwa tragis ini hanya sebagian kecil dari orang-orang muda yang menjadi korban oleh senjata api setiap tahun di Amerika Serikat.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Pediatrics Mondays, luka karena senjata api mengakibatkan lebih dari 7.000 anak-anak harus dirawat di rumah sakit setiap tahun, atau rata-rata 20 anak per hari. Di antara mereka yang dirawat di rumah sakit, 6 persen diantaranya meninggal karena luka yang mereka alami, sebagaimana dirilis oleh nbc news, Senin (27/1/2014).
“Lebih dari 7.000 anak yang terluka dalam kondisi yang cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit,” kata Dr John Leventhal, seorang profesor pediatri di Yale School of Medicine.
Disamping 7000 anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena luka tembak, 3.000 lainnya meninggal sebelum mereka sampai di ruang gawat darurat. Ini berarti bahwa senjata api telah melukai atau membunuh sekitar 10.000 anak-anak Amerika setiap tahun, kata Leventhal.
Studi sebelumnya telah meneliti tentang warga Amerika yang masuk rumah sakit karena senjata api, namun studi yang baru ini adalah yang pertama yang memfokuskan penelitian pada korban anak-anak.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Kid’s Inpatient Database (KID), yang meneliti tentang anak-anak korban senjata api yang dirawat inap di rumah sakit, para peneliti menemukan bahwa 7.391 anak di bawah usia 20 tahun dirawat di rumah sakit karena cedera senjata api, dengan 453 orang pasien dalam keadaan sekarat. Data dalam laporan KID tersebut telah dikumpulkan sejak tahun 1997.
Sebagian besar cedera, 4.559 akibat dari penyerangan, sementara 2.149 berasal dari kecelakaan dan 270 hasil dari usaha bunuh diri. Jenis yang paling umum dari luka tersebut diantaranya luka-luka terbuka sebanyak 52 persen, dan patah tulang di 50 persen. Cedera otak lebih sering terjadi pada anak-anak muda, sebagian besar terluka karena penembakan yang tidak disengaja.
Tingginya angka kecelakaan akibat senjata api di Amerika Serikat diantaranya karena lemahnya hukum yang terkait dengan kepemilikan senjata api.
“Seorang anak berusia 18 tahun bisa membeli senjata pistol secara legal di 45 negara bagian. Tapi Anda baru bisa minum bir bila anda berusia 21 tahun ke atas,” tutur Daniel Webster, Direktur Riset dan Kebijakan Senjata dari The Johns Hopkins Center. ‘
“Hukum di negeri ini (AS) masih lemah dan kita harus membayarnya dengan nyawa anak-anak remaja,” kata Daniel Webster menambahkan. (Ameera/Arrahmah.com)