Menyikapi peristiwa peledakan WTC 11 September 2001 manusia tidak satu pandangan. Sebagian menolak dan tidak percaya bahwa peristiwa mulia tersebut dilakukan oleh pahlawan-pahlawan muslim pemberani, 19 pahlawan abad ini.
Bahkan ada seorang yang bernama H. Ahmad Sarwat, pemberi jawaban di sebuah situs milik suatu partai dalam sesi tanya jawab mengatakan bahkan peristiwa tersebut adalah rekayasa Amerika dan Zionis. Lebih dari itu dia kemudian menghujat Syaikh Usamah Bin Ladin dan menuduhnya sebagai agen Amerika. Sungguh tuduhan si penjawab tersebut jauh dari realita dan dia tidak punya bukti untuk menunjukkan kebenaran tuduhannya tersebut. Sungguh dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kelancangan ucapannya tersebut.
Kaum muslimin yang masih suci, terutama mereka yang memiliki keyakinan kuat akan adanya pertolongan Allah SWT dalam setiap hal dan menginginkan Islam mendominasi dunia, merasa yakin bahwa peristiwa 11 September yang mubarok tersebut adalah jihad terbesar abad ini yang dilakukan oleh 19 pemuda pilihan umat. Itulah sikap yang masih sesuai fitrahnya lalu Allah SWT memberikan kemudahan untuk bisa membedakan antara yang haq dan yang batil dan dimudahkan untuk mengikutinya minimal menyetujuinya dan mendoakannya.
Mengapa meledakkan WTC ? Dalam video 19 Martyrs, Syekh Mujahid Usamah bin Ladin berkomentar : “Ketika kita berbicara tentang serangan ke New York dan Washington, kita berbicara tentang para lelaki yang mengubah perjalanan sejarah dan membersihkan ummat dari kekotoran pengkhianatan para penguasa dan pengikutnya, tanpa menyebut-nyebut nama dan jabatan mereka.
Kami berbicara tentang para lelaki yang tidak hanya meluluhlantahkan Menara Kembar dan Pentagon, tetapi mereka menghancurkan berhala abad ini beserta nilai-nilainya. Mereka menghancurkan Fir’aun abad ini yang hadir dalam tampilan terburuknya, dan tidak ada perbedaan antara dia dan Fir’aun Mesir kecuali kelebihan kekafiran dan kesalahannya.
Fir’aun abad modern itu membunuhi anak-anak kita di Palestina, Afghanistan, Iraq, Libanon, Khasmir, dan negeri kaum Muslimin lainnya. Mereka, para pejuang Islam tersebut telah berjuang dari hati orang-orang beriman, menitik beratkan syahadat untuk kaum muslimin, terutama masalah al wala wal bara’ dan memburu rencana-rencana pasukan Salib dan penguasa-penguasa boneka di wilayah mereka.
Peristiwa ini tidak hanya harus kita kenang, bahkan pena tidak akan mampu untuk merinci satu persatu kebaikan dan kualitas mereka, atau danpak-dampak penyerangan mulia mereka.”
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan wartawan Al Jazeera, Tayseer Allouni, 21 Oktober 2001, Syekh Usamah bin Ladin ditanya apakah terlibat dalam peristiwa New York dan Washington ? Beliau lalu menjawab, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga kedamaian dan rahmat-Nya tertuju pada Muhammad, keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Jika dikatakan aksi-aksi tersebut sebagai aksi teroris maka penggambaran itu adalah sebuah kesalahan.
Pemuda-pemuda tersebut telah jelas berjuang di jalan Allah, mereka menggeser perang menuju jantung kota AS dan mereka menghancurkan bangunan yang terkenal yang melambangkan kekuatan militer dan dan perekonomian AS, itulah kehendak Allah. Dari apa yang kita pahami bahwa mereka melakukan aksi ini supaya kita terdorong untuk bangkit dari tidur yang panjang sebelumnya, dan bisa mempertahankan diri sendiri, mempertahankan saudara-saudara kita, anak-anak yang di Palestina dan untuk membebaskan tempat suci kita.
Dan jika dorongan untuk melakukan aksi ini adalah terorisme dan jika membunuh orang yang telah membunuh anak-anak kita adalah teroris, maka biarlah sejarah menyaksikan bahwa kita adalah teroris. Kami telah mendorong untuk melakukan aksi ini selama bertahun-tahun. Kami melakukan apa yang telah diperbolehkan dalam syari’ah dan banyak dokumen-dokumen mengenai persoalan ini dan seruan dari yang lain untuk mendorong aksi inipun bahkan telah dipublikasikan dan disiarkan keberbagai media. Lalu jika mereka mengartikannya demikian atau jika andapun juga memaknai bahwa ada hubungannya maka itu adalah benar. Kamilah yang mendorongnya dan dorongan inilah yang dibutuhkan saat ini, Allah telah memerintahkan akan hal ini kepada manusia terbaik yaitu Nabi SAW.
Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK 47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia,”Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar rhm., yang dibunuh oleh fihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa sekuler Yaman, Presiden sekuler Ali Abdulloh Sholeh.
Dalam operasi kali inipun, Syaikh Abu Hafsh-lah yang menjadi penanggung jawab langsung. Beliau memilih beberapa orang pemuda, mentraining mereka, dan mengingatkan mereka agar selalu bersandar kepada Alloh Ta’ala. Maka para pemuda itupun berangkat ke negara kafir itu, bukan untuk bermaksiat sebagaimana dilakukan kebanyakan pemuda hari ini. Mereka datang untuk membinasakan Amerika, mereka hanya bertawakkal kepada Allah dan kemudian menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh dengan sedemikian detail, serta kapan operasi akan dilaksanakan.
Sementara itu, di bumi ribath, Afghanistan, para mujahidin tak henti-hentinya berdoa kepada Allah agar menolong ikhwan-ikhwan mereka dan memberikan kemenangan melalui tangan mereka. Doa mereka dikabulkan oleh Allah. Gema takbir terus bergema di bumi Afghanistan, mengiringi kemenangan bersejarah ini. Kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, terutama di Palestina, sampai ada yang menangis
Karena ternyata Allah masih menyiapkan orang-orang yang membela dan membalaskan sakit hati mereka karena terus ditindas. Mereka adalah orang-orang yang tidak menonjol kepribadiannya tapi tinggi ketakwaannya, yang bekerja di balik tabir semua orang, dan di antaranya adalah syaikh kita, Abu Hafsh Al-Mishri rhm.
Abu Abbas Az Zahroni Rohimahullah, yang satu pesawat dengan Komandan Muhammat Hattan, meledakkan WTC Menara Utara, menulis wasiat sebabai berikut :”Jika setiap surat itu mengandung makna, maka sesungguhnya inti suratku ini adalah menerangkan tentang perbuatan yang aku lakukan – Peledakan Mubarok 11 September-.
Maka aku katakan : ” Sesungguhnya ketika aku melakukan pekerjaan ini maka aku meyakini bahwa ini adalah jalan yang aku tapaki dan sangat baik kesudahannya. Sesungguhnya apa yang aku lakukan ini sebagai pembebasan diri dari tugas – yang deberikan Allah – dan untuk menghidupkan faridhoh jihad di tengah-tengah ummat ini dan dalam rangka menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadaku pada jalan ini. Karena telah diterangkan di dalam kitab Allah tentang kewajiban jihad fi sabilillah yang tujuannya adalah menyelamatkan kaum muslimin dari kehinaan dan membebaskan bumi kaum muslimin yang dirampas – oleh orang kafir – dan untuk menjawab seruan Allah dalam firman-Nya.”
Dalam wasiatnya, Ahmad al Haznawi, salah satu pelaku peladakan mubarok yang berasal dari bumi para mujahidin dan syuhada’ daerah Ghomid. Berikut sedikit kutipan surat wasiatnya : “Demi Allah ! Aku ingin bertanya kepadamu apa yang tengah terjadi di negeri-negeri ummat Islam ? penjajahan nyata itu di depan mata, tetapi kamu wahai para ulama mendiamkan walaupun penjajahan itu telah mencapai negeri Tanah Suci (Haromain).
Hingga kini kami belum mendengar satupun panggilan jihad darimu. Saudara ….. ulama-ulama kita ditahan musuh, dan setiap hari kita dengar musuh menangkapi saudara-saudara kita, sedang membebaskan mereka adalah kewajiban kita. Dan kamu wahai ulama telah mengatakan hal ini dan menyepakatinya sudah berapa tahun berlalu. Sedang syaikh kita Umar Abdurrohman masih di penjara Amerika. Itu hanya contoh ….. dan masih banyak lagi ulama-ulama kita yang senasib, tetapi kami tidak mandengar panggilan jihad darimu.
Wahai ulama ….. wahai ulama ….. wahai ulama …… Kau biarkan ini semua. Jika engkau masih enggan menyatakan kewajiban jihad, lalu siapakah yang akan menyatakannya ? dan kalau bukan sekarang waktunya lalu kapan lagi ?”
TV Al Jazeera (7/9/06) menyiarkan video berdurasi 90 menit (hanya 3 menit yang disiarkan) tentang peristiwa serangan 11 September tersebut. Menjelang lima tahun peristiwa yang menggemparkan dunia tersebut, Al-Qaidah merilis sebuah rekaman video. Dalam video itu, terlihat Syaikh Usamah bin Ladin sedang melakukan pertemuan dengan para pimpinan senior Al-Qaidah dan beberapa laki-laki pelaku serangan 11 September.
Para pemimpin senior Al-Qaidah yang terlihat dalam video tersebut antara lain Abu Hafs Al-Masri, yang kemudian menjadi pemimpin militer Al-Qaidah dan Ramzi bin Al-Shaiba sebagai kordinator serangan 11 September 2001,yang menelan korban lebih 3.000 orang salibis.
Dari keterangan video disebutkan bahwa pertemuan itu dilakukan di kamp latihan Al-Qaidah di wilayah Afghanistan pada masa pemerintahan Taliban. Ramzi bin Al-Shaiba sendiri ditangkap AS pada 2002 dan kini dijebloskan ke penjara di Kamp Guantanamo.
Dalam video itu juga disebut seorang tokoh Islamis Arab yang tidak begitu dikenal bernama Abu Al-Turab Al-Urduni yang membantu latihan untuk keperluan serangan. Dari video tersebut juga diketahui persiapan serangan termasuk latihan soal pesawat terbang, pertempuran di jalan dan bagaimana memalsukan dokumen-dokumen.
Al-Jazeera mengatakan, diantara pengikutnya yang ia beri salam di antaranya adalah orang-orang yang diduga merebut pesawat saat serangan 11 September. Tapi wajah mereka tidak jelas. Dalam satu tampilan, Usamah menghadap ke kamera dan menyerukan umat Islam untuk mendukung para pelaku penyerangan mubarok tersebut. “Saya minta anda berdoa untuk mereka dan meminta pada Tuhan agar mereka sukses, sasaran mereka tepat, langkah mereka kuat dan memperkuat jiwa mereka,” kata Syaikh Usamah bin Ladin.
Serangan WTC-Pentagon Adalah Awal Dari Jihad Global
Dalam setrategi Alqaida yang dirilis baru baru ini menyebutkan tentang strategi Jihad global abad ini. Strategi Jihad Global tersebut diawali oleh peristiwa paling monumental 11/9. Mujahidin dengan serangan tersebut ingin mengundang Amerika keluar dari sarangnya seperti memancing ular keluar dari gowanya menuju lapangan untuk bibantai bersama-sama anak-anak orang Islam. Dan benar saja Si ular pun serta-merta marah dan menuju lapangan yang asing baginya, yaitu Afghanistan dan Iraq.
Setelah Amerika memasuki killing zone maka dengan segera anak-anak kaum muslimin dari penjuru dunia menyambunya. Anak-anak kaum muslimin meyiapkan jerat-jerat atas si ular Amerika dan menjeratnya hingga tidak bisa berbuat kecuali hanya akan menambah kuat jerat-jerat tersebut. Semakin hari jerat-jerat yang dilakukan anak-anak kaum muslimin atas si ular Amerika di Iraq dan Afghanistan semakin kuat dan menghabiskan kekuatan si ular untuk bertahan hidup. Sehinggi si ular menggumpulkan penasihat-penasihatnya dari semua kalangan agar memberinya saran akan kondisi yang dialaminya hari ini. Semua penasihatnya mengatakan satu kesimpulan yaitu bahwa Amerika sudah tidak punya pilihan kecuali kehancuran.
infojihad