JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah tokoh, ulama dan pimpinan ormas Islam, menyambangi kediaman Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Sabtu (11/4). Kehadiran mereka dalam rangka menyatakan dukungan kepada koalisi negara Arab yang dipimpin Saudi untuk menumpas pemberontak Syiah Houthi di Yaman.
Para ulama dan pimpinan ormas Islam itu diterima oleh Dubes Arab Saudi Mustafa Ibrahim Al Mubarak di kediamannya di Jakarta, disaksikan oleh jurnalis dari berbagai stasiun TV, radio, cetak dan media online, termasuk salam-online.com.
Di antara ulama dan pimpinan ormas Islam yang hadir adalah Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah (DDII) Indonesia Ustadz Abdul Wahid Alwi, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Dr Ali Mustafa Yakub, Ketua Perhimpunan Al Irsyad Ustadz Yusuf Utsman Baisa, Lc, Ketua MUI Pusat KH A Cholil Ridwan, Lc, Ketua Umum PERSIS Prof Dr Maman Abdurrahman, MA, Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU) KH DR Cholil Nafis, MA, Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat Fahmi Salim, Lc, MA, Ketua Umum Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin, MA, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Dr Fahmi Hamid Zarkasyi, MA, Ketua Dewan Syariah Kota Solo (DSKS) DR Mu’inudinillah Basri, MA, dan Ketua LPPI Amin Djamaluddin.
Para tokoh dan pimpinan ormas Islam itu menyatakan dukungan kepada koalisi negara Arab yang dipimpin Saudi untuk menggelar operasi di Yaman, jika memang itu harus dilakukan. Umumnya para ulama itu berharap tidak ada perang, namun jika pendekatan dialog tak diindahkan oleh pemberontak Syiah Houthi yang melakukan pemberontakan dan aksi terorisme terhadap pemerintahan yang sah, maka alternatif perang terpaksa ditempuh.
“Kondisi di Yaman sudah mengkhawatirkan dan bisa berdampak pada dua kota suci, Makkah dan Madinah. Karena itu, melawan aksi militer yang ekstrem merupakan suatu kewajiban,” tegas Ketua Umum Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin.
“Jika milisi pemberontak Syiah Houthi itu tidak bisa diajak damai, malah menggelar pasukannya di perbatasan Yaman-Saudi, ini tentu tak bisa dianggap remeh. Kalau persoalan ini tak diselesaikan, ini bisa mengganggu pelaksanaan ibadah umroh dan haji,” ujarnya.
“Ya, kalau tak mau diajak ishlah (damai), mau apa lagi,” Kata Ketum Persatuan Islam (PERSIS), Prof Maman Abdurrahman, MA
(Salam-Online.com/arrahmah.com)