BAGHDAD (Arrahmah.com) – Beberapa roket menghantam kompleks militer Irak yang menampung pasukan AS di sebelah Bandara Internasional Baghdad pada Senin (9/12/2019), melukai enam tentara Irak, kata militer.
Pasukan keamanan menemukan peluncur dengan roket yang belum ditembakkan dengan benar, mengindikasikan serangan yang lebih besar telah direncanakan, kata sebuah pernyataan militer.
Ini adalah serangan serangan roket terbaru yang menargetkan pangkalan-pangkalan pasukan Amerika atau kedutaan besar AS di Baghdad.
Pejabat pertahanan AS menyalahkan beberapa faksi yang didukung Iran di Irak.
Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa yang terluka dalam serangan Senin itu adalah dari Dinas Penanggulangan Terorisme Irak, sebuah unit elit yang diciptakan dan dilatih oleh pasukan AS.
Dua dari mereka dalam kondisi kritis, kata sumber.
Kompleks militer juga menampung sekelompok kecil tentara AS dan diplomat Amerika.
Setidaknya ada sembilan serangan terhadap sasaran AS di Irak dalam rentang enam minggu.
Tidak ada klaim tanggung jawab dan tidak ada pasukan AS yang terluka.
Sumber-sumber keamanan telah menghubungkan setidaknya satu minggu lalu dengan Kataib Hezbollah, sebuah faksi Syiah yang dekat dengan Teheran dan masuk daftar hitam Washington.
Iran memegang kendali besar di Irak, terutama di antara elemen-elemen garis keras Hash al-Shaabi, pasukan keamanan yang sebagian besar terdiri dari milisi Syiah.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP bahwa serangan roket membuat Hash menjadi ancaman keamanan yang lebih besar bagi pasukan Amerika di Irak daripada kelompok Negara Islam, gerakan jihadis yang AS telah bersumpah untuk membantu Baghdad dihancurkan.
Pada Jumat pekan lalu Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada tiga tokoh senior Hash.
Ketegangan antara Iran dan AS melonjak sejak Washington menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Teheran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan.
Baghdad sendiri terperangkap di antara kedua kubu dan pasukan keamanannya telah dilatih oleh AS atau Iran.
Para pejabat AS mengatakan mereka sedang mempertimbangkan rencana untuk mengerahkan antara 5.000 dan 7.000 tentara tambahan ke wilayah itu untuk melawan Iran, musuh bebuyutannya. (Althaf/arrahmah.com)