PRANCIS (Arrahmah.com) – Sebuah masjid telah dirusak di Donzère, di selatan Drôme. Dinding dan beberapa bagian masjid dicoreti penghinaan dan tanda pada Jumat (30/10/2020).
Tindakan vandalisme ini terjadi sehari setelah serangan Nice, yang menewaskan tiga orang.
“Berhentilah bermain-main dengan simbol-simbol agama untuk memisahkan kita! Orang-orang yang menggunakan dan menyalahgunakan agama untuk menciptakan ketegangan antar warga tidak memiliki tempat di Prancis atau di Donzère! Sama seperti kami tidak akan menerima bahwa gereja kami dilanggar, kami tidak akan pernah menerima bahwa ruang doa kami dikotori,” kata wali kota Donzère Marie Fernandez, di halaman Facebook, seperti dilansir Franceblue, Jumat (30/10).
Pastor Stéphane Jacques, pastor paroki Katolik, pun mengutuk aksi vandal ini. Dia menyerukan, di saat-saat penuh ketegangan ini, agar semua orang saling menghormati kepercayaan dan agama orang lain.
Kasus lain terjadi pada masjid di Vernon, Prancis utara, yang menerima surat ancaman yang ditinggalkan di kotak surat masjid, seperti dikutip dari Daily Sabah (28/10).
Surat ancaman tersebut berisi ancaman pembunuhan dan pesan penghinaan terhadap orang Turki, Arab, dan komunitas yang datang ke masjid secara teratur.
“Perang telah dimulai. Kami akan mengusir Anda dari negara kami. Anda akan bertanggung jawab atas kematian Samuel,” kata pernyataan itu.
Menurut Independent Press pada Ahad (1/11), masjid di Chateaudun, Prancis utara, pun mengalami hal tak jauh berbeda.
Dalam CCTV masjid, terekam seseorang menuangkan sekaleng bensin ke masjid dan membakarnya. Namun api hanya sebentar saja membakar pintu dan langsung padam. (hanoum/arrahmah.com)