SANAA (Arrahmah.id) – Kapal-kapal yang melewati Laut Merah untuk pertama kalinya menggunakan frasa, “Kami tidak ada hubungannya dengan Israel” pada sistem identifikasi otomatis untuk menghindari serangan dari pemberontak Houtsi Yaman, menurut beberapa laporan.
Beberapa kapal komersial yang melewati selat Bab al-Mandab, yang terletak di lepas pantai Yaman dan Tanduk Afrika, telah menyiarkan beberapa variasi dari pesan ini menyatakan tidak memiliki hubungan dengan “Israel”, yang saat ini terlibat dalam perang brutal di Gaza yang telah menyebabkan hampir 25.000 orang tewas.
Pada 7 Januari, Mohamed al-Houtsi, anggota Dewan Politik Tertinggi kelompok tersebut, mengeluarkan peringatan bahwa setiap kapal yang melewati Laut Merah harus menggunakan frasa “kami tidak memiliki hubungan dengan Israel” pada sistem identifikasi mereka sebagai bentuk dukungan mereka terhadap rakyat Gaza.
Kapal-kapal dari berbagai lokasi, termasuk Tiongkok, Kamerun, Panama, dan Singapura, dilaporkan telah memenuhi permintaan untuk memastikan perjalanan yang aman melalui rute Laut Merah.
Hal ini terjadi ketika muncul berita pada Rabu (17/1/2024) bahwa beberapa perusahaan asuransi kapal mulai menghindari perlindungan terhadap kapal dagang AS, Inggris dan “Israel” terhadap risiko perang saat mereka mengarungi Laut Merah bagian selatan. Penjamin emisi memasukkan klausul ke dalam skema asuransi yang mengatakan “tidak ada keterlibatan Israel”, sebagaimana dilansir Bloomberg.
Pasukan Maritim Gabungan anti-Houtsi yang dipimpin AS mengeluarkan seruan agar kapal-kapal menghindari Bab al-Mandab dengan cara apa pun selama puncak serangan terhadap pelayaran, namun beberapa kapal terus menggunakan jalur perdagangan utama ini.
Untuk membatasi ancaman serangan, mereka mematikan sistem identifikasi atau menggunakan frasa yang memisahkan diri dari “Israel”.
Hal ini, ditambah dengan penolakan beberapa perusahaan asuransi untuk memberikan perlindungan terhadap kapal-kapal AS, Inggris dan “Israel”, telah membuat banyak orang percaya bahwa serangan AS-Inggris terhadap posisi Houtsi di Yaman hanya berdampak kecil pada kelompok pemberontak tersebut.
Pemberontak Houtsi telah menyerang kapal dagang dengan drone dan rudal sejak November, melancarkan setidaknya 29 serangan hingga saat ini dalam apa yang mereka katakan sebagai blokade yang dilakukan sendiri terhadap “Israel” melalui pengiriman Laut Merah karena agresi dan pengepungan “Israel” di Gaza.
AS dan Inggris menyerang posisi Houtsi di Yaman pada Jumat (12/1) dalam serangkaian serangan udara dan laut “balas dendam”.
Kelompok Houtsi bersumpah untuk membalas serangan tersebut dan telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal, dengan dua kapal induk milik AS menjadi sasaran rudal balistik, serta serangan terhadap kapal curah milik Yunani.
Hal ini menyebabkan lebih banyak serangan terhadap Yaman dari Amerika dan Inggris pada Selasa (16/1). (zarahamala/arrahmah.id)