PAPUA (Arrahmah.id) – Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengungkapkan pihaknya tengah berusaha mengevakuasi jenazah warga sipil dan guru yang menjadi korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Anggruk, Papua Pegunungan.
Didimus berharap cuaca hari ini baik sehingga tim dapat mengevakuasi warga sipil dan guru yang 2abarnya dibakar hidup-hidup oleh KKB, Jumat (21/3/2025) lalu.
“Hari ini, tim sudah diberangkatkan ke Anggruk dan berharap cuaca dalam kondisi baik sehingga dapat mendarat di wilayah tersebut,” ujar Didimus, Ahad (23/3/2025).
Sebelumnya dikabarkan ada enam orang guru yang menjadi korban dari KKB. Namun, untuk memastikannya tim masih perlu melakukan pemeriksaan.
Lebih lanjut, Didimus menyayangkan aksi kekerasan yang dialami para guru tersebut.
Sebab, guru berjuang untuk mencerdaskan warga Yahukimo di dalam program ‘Yahukimo Cerdas’.
Selama ini, kawasan Anggruk dikenal damai. Ia pun berharap agar TNI-Polri membangun pos di kawasan itu untuk memberikan pengamanan.
Perjalanan menuju Anggruk membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan pesawat kecil dari ibu kota Kabupaten Yahukimo, Dekai.
Didimus belum bisa memastikan KKB dari mana yang melakukan penyerangan keji tersebut.
Sampai saat ini, aparat keamanan masih melakukan penyidikan. Ia pun meminta agar kasus ini diusut dengan tuntas.
Daerah Anggruk diserang oleh KKB. Beberapa rumah dan sekolah dibakar menyebabkan penghuninya termasuk para guru terbakar hidup-hidup hingga meninggal.
Selain membakar tempat penting, KKB itu juga dilaporkan merampok barang milik warga.
Kodam XVII Cendrawasih Kol Inf Chandra Kurniawan mengecam keras aksi yang dilakukan oleh KKB di Yahukimo.
“Aksi yang dilakukan KKB itu biadab, karena membunuh dan membakar korban yang ada di dalam rumah dalam keadaan hidup,” ujar Chandra.
Tak cuma membakar warga dan guru saat mereka berada di dalam rumah, sebuah bangunan sekolah juga ikut dibakar.
Padahal bangunan sekolah adalah tempat penting untuk anak-anak setempat mendapatkan pendidikan mereka.
Namun nampaknya aksi kekerasan kali ini cukup masif sampai mengakibatkan kerusakan pada bangunan sekolah.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (21/3/2025) lalu. Namun, pemerintah setempat baru bisa mengevakuasi para korban pada Ahad.
(ameera/arrahmah.id)