SHAN’A (Arrahmah.com) – Koresponden Al-Jazeera pada hari Ahad (21/9/2014) melaporkan milisi pemberontak Syiah Houtsi Yaman saat ini menguasai wilayah yang luas dari kawasan Yaman utara, dan wilayah yang membentang sampai Bandara Internasional Shan’a di ibukota Shan’a.
Dari dalam ibukota Shan’a, para tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit Al-Ulum menyerukan permintaan bantuan setelah milisi pemberontak Syiah Houtsi menduduki rumah sakit tersebut.
Koresponden Al-Jazeera melaporkan situasi genting di ibukota Yaman telah menyebabkan Pasukan Pengawal Kepresidenan Yaman menerima mandat untuk mengamankan markas Wilayah Keamanan VI dan Universitas Al-Iman.
Koresponden Al-Jazeera menyatakan ribuan penduduk ibukota Shan’a telah mengungsi untuk menghindari pertempuran sengit dan tembakan artileri berat yang melanda Shan’a selama sepekan terakhir.
Menteri Dalam Negeri Yaman, Jendral Abdah Husain At-Tarb, menyerukan kepada kesatuan-kesatuan militer dan intelijen di Shan’a untuk bekerja sama dan tidak bertempur melawan milisi pemberontak Syiah Houtsi.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Yaman dan Komando Umum Tentara Nasional Yaman menyerukan kepada semua “kesatuan militer yang bertugas mengamankan ibukota Shan’a dan wilayah sekitarnya, untuk tetap berjaga-jaga dan bersiaga dalam markas-markas mereka, serta mempertahankan persenjataan, kendaraan militer, dan semua fasilitas militer karena ia merupakan milik rakyat”.
Namun para saksi mata mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa milisi pemberontak Syiah Houtsi telah merebut sejumlah besar persenjataan, khususnya dari markas Divisi IV.
Pada Ahad malam kantor berita Yaman melaporkan Polisi Militer Yaman mulai menyerahkan markas mereka yang telah diduduki oleh milisi Syiah Houtsi. Sementara itu koresponden di Shan’a melaporkan informasi tersebut masih perlu diklarifikasi ulang.
Milisi Syiah Houtsi mendapat dukungan militer, politik dan ekonomi dari rezim Syiah Iran. Amerika Serikat dan Arab Saudi nampaknya meridhai eksistensi milisi Syiah Houtsi Yaman, sebagai lawan bagi mujahidin AQAP. Amerika Serikat dan Arab Saudi mendorong rezim boneka Yaman untuk melakukan operasi militer besar-besaran terhadap mujahidin AQAP di Yaman selatan dan Yaman timur. Sebaliknya mereka memberi keleluasaan sepenuhnya kepada milisi Syiah Houtsi untuk merebut wilayah-wilayah Yaman utara, bahkan ibukota Shan’a.
(muhib al majdi/arrahmah.com)