PEKANBARU (Arrahmah.com) – Redaksi menerima tulisan dari pembaca arrahmah.com sekaligus salah seorang pengurus Masjid Al Falah, Alfath Graha yang menuturkan tentang riwayat awal mula keberadaan JT di masjid Al Falah Pekanbaru, hingga kasus pemukulan terhadap Ustadz Jamaludin. Berikut ini kami sajikan tulisannya.
Masjid Al Falah Pekanbaru, Riau adalah masjid bersama umat Islam yang berlokasi di komplek Gubernur Riau. Pada masa generasi awal kepengurusan masjid tahun 1989 yang dipimpin almarhum Ustadz Yatim D, ada 3 org Jamaah Tabligh (JT) numpang tidur di selasar masjid. Ketiga orang tersebut sebelmnya disuruh pindah beberapa kali dari beberapa Masjid di wilayah Pekanbaru.
Awalnya mereka tidur di selasar masjid. Setelah lama berselang. Pengurus tak tega dan menyuruh JT tidur di dalam masjid. Seiring waktu jumlah JT di masjid Al Falah makin banyak, mereka minta izin untuk membangun barak atau bedeng sementara non permanen yang terbuat dari papan di salah satu sudut tanah masjid.
Selanjutnya pada generasi ke-2 kepengurusan masjid yakni Mustafa Yatim, dibentuklah Yayasan Miftahul Falah yang melibatkan para pejabat Provinsi Riau sehingga resmi tanah masjid menjdi milik Yayasan Miftahul Falah seluas 1 ha.
Jumlah JT di masjid Al Falah makin banyak yang disinyalir ada unsur pengerahan massa, sehingga warga sekitar masjid menjadi asing ditempat sendiri. JT mendominasi seluruh kegiatan masjid, sudah tidak melalui mekanisme pengurusan masjid lagi dan akhirnya terkesan terhenti (vakum) kepengurusan masjid generasi ke -2 ini.
Melihat gejala ini beberapa tokoh masyarakat yang sangat perduli masjid, antara lain almarhum Karim Said saat itu berinisiatif untuk membentuk kepengurusan darurat. Langkah awal pengurus saat itu adalah dengan mendatangkan imam masjid dari Jakarta yakni Ustadz Sodri pada tahun 2009.
Perbaikan yang dilakukan pengurus generasi ke- 3 H. Zulkifli Saleh cukup signifikan dan terlihat ada kemajuan. Pada sisi lain JT mulai merasa dapat tandingan, karena selama ini sangat bebas beraktifitas.
Seiring berjalannya waktu, satu demi satu program pengurus Masjid terus sukses berjalan, diantaranya :
- Pembangunan masjid baru selesai di laksanakan
- Adanya aula masjid yang aktif dengan pembinaan remaja masjid yang dikelola FKPM (Forum Komunikasi Pemuda Masjid). Kegiatannya antara lain kajian rutin setiap hari Ahad bersama 2 org ust yang ahli dibidangnya, yaitu Ustadz DR.Mustafa Umar Lc.MA (ahli tafsir) dan Ustadz Abdul Shomad Lc.MA (ahli hadits).
- Terbentuknya Koperasi Syariah Al Falah
- Terbentuknya BMT (Baitul Maal wa Tamwil)
- Terbentuknya RSI (Rumah Sehat Islami)
- Terbentuknya Perpustakaan Al Falah
- Terbentuknya Apotik Herbal
- Terbentuknya kelas belajar bahasa Arab
- Terbentuknya kelas belajar tahsin Qur’an
- Sedang dalam proses persiapan pengadaan mobil ambulance gratis
- Insya Allah akan didirikan sekolah Al Falah Boarding School dan pusat pendidikan kader ulama (Studi ilmu Al Qur’an dan Hadits)
Sedang rencana pembangunan penataan lingkungan masjid meliputi :
- Pembangunan pagar masjid,
- Area parkir,
- Taman penghijauan,
- Lapangan olahraga, dan lain-lain
Akhirnya pengurus melakukan musyawarah bersama jajaran petinggi atau orang yang dituakan pada unsur JT. Munculah kesepakatan JT akan membongkar barak/bedeng nya sendiri pada bulan Juli 2013. Saat itu ditujuk amir pembongkaran dara pihak JT yaitu Ustadz Rojali. Namun sampai hari ini ketika surat pembaca ini dimuat JT ingkar dan tetap tidak mau membongkar barak/bedengnya.
Dari sinilah aksi anarkis bermula. JT melakukan intimidasi teror fisik terhadap pengurus masjid Al Falah. Mereka merusak pintu, melakukan pengeroyokan dan mengusir imam tetap masjid. Mereka mengancam akan membunuh dan membakar rumah imam tetap masjid, jika tidak segera meninggalkan kota Pekanbaru. Bahkan yang lebih parah, pihak JT sudah melakukan aksi kudeta paksa terhadap pengurus dengan mengambil paksa kunci beberapa ruangan masjid. Dalang aksi premanisme ini bermuara pada “Sap Medan” atas perintah gurunya yang bernama “Ustadz Muslim”.
Pihak Yayasan melaporkan perkara ini ke pihak kepolisian. Entah kenapa polisi terkesan lamban mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kriminal pengeroyokan dan pengancaman tersebut.
Hal ini membuat Warga kecewa karena keberadaan JT seperti aksi preman hendak mempertahankan lapaknya. Pada akhirnya warga pada Sabtu (30/11/2013) malam mendatangi rumah Dinas Kapolda Riau yang kebetulan satu RT/RW dengan warga sekitar masjid Al Falah untuk minta perhatian khusus mengamankan situasi yang makin meresahkan.
Pihak Yayasan masjid Al Falah menyatakan sudah tidak ada lagi unsur ukhuwah pada pihak JT. Kenapa JT yang sudah 25 tahunmenumpang di tanah Yayasan jadi lupa diri? Hal ini bukan ajaran Islam. Pengurus yayasan mensinyalir ada pihak-pihak yang menyusup didalam JT yg hendak merusak nama baiknya selama ini. Wa Allahu A’alam. (azm/arrahmah.com)