(Arrahmah.com) – Yayasan Media Balakot, sayap media Mujahidin Jama’at Islam Bangladesh, telah merilis sebuah video yang memaparkan sejarah singkat Bangladesh dan berisi seruan untuk Kaum Muslimin.
Dalam video berdurasi 5 menit 41 detik tersebut, Mujahidin Bangladesh diantaranya menyampaikan bahwa sebelum meninggalkan India pada tahun 1947, penjajah Inggris telah menancapkan pengaruh mereka dan membagi wilayah ini menjadi 3: India, Pakistan Barat, dan Pakistan Timur. Di mana kedua wilayah Pakistan merupakan wilayah Kaum Muslimin, sementara wilayah India yang lebih luas dan memisahkan keduanya merupakan wilayah Hindu.
Seperti halnya Pakistan Barat, Pakistan Timur yang kemudian menjadi Bangladesh, sejak awal terbentuk dan masa pemerintahannya, telah dinodai tangan-tangan kotor para antek penjajah Inggris yang sengaja diutus untuk memastikan Syariat Islam tidak diterapkan di wilayah Kaum Muslimin tersebut.
Dengan demikian, sepeninggal penjajah Inggris, mereka tetap mencengkeram kuat wilayah tersebut dengan membuat politisi Bangladesh yang haus kekuasaan melanjutkan Hukum Inggris dan mengabaikan Syariat Islam, yang semestinya dijunjung untuk mentauhidkan Allah, Sang Pemilik Hukum Tertinggi.
Sejak saat itu, partai demi partai dalam sistem pemerintahan Bangladesh terus datang dan pergi. Namun kekuasaan mereka hanyalah semakin menyuburkan hukum yang mengesampingkan hukum Allah, hukum Sang Pencipta Semesta. Dan hingga hari ini, hukum yang didasarkan pada hukum buatan makhluk tersebut masih terus dipuja.
Berikut arrahmah.com sajikan terjemahan pemaparan lengkap Mujahidin Bangladesh mengenai sejarah singkat Bangladesh dan seruan untuk Kaum Muslimin tersebut:
بسم الله الرحمن الرحيم
Mempersembahkan
Seruan untuk Kaum Muslimin Bangladesh (Bagian 1)
Berjudul
Sebuah Sejarah Singkat Bangladesh atau Sebuah Malam Gelap yang Panjang yang Bahkan Kian Memanjang
Ini merupakan sebuah sejarah singkat Bangladesh atau sebuah malam gelap yang panjang yang bahkan bisa menjadi lebih panjang lagi bagi Bangladesh.
Ketika Kaum Muslimin dan Hindu di India sama-sama menolak eksploitasi dan penindasan penjajah Inggris, kaum penjajah memang kemudian angkat kaki dari sana pada tahun 1947. Namun demikian, sebelum pergi, mereka mencoba mengeluarkan seluruh kemampuan mereka untuk memastikan ideologi mereka tetap terpancang kuat bahkan bila mereka sudah tak berada di sana.
Sehingga mereka membagi Kaum Muslimin yang menginginkan kemuliaan hidup dengan kemurnian iman mereka menjadi dua kelompok dalam dua wilayah terpisah, yaitu yang disebut sebagai “Pakistan Timur” dan “Pakistan Barat”, sementara mereka [kaum penjajah] memberi wilayah yang lebih luas di bagian tengah untuk Umat Hindu.
Dan mereka menempatkan sejumlah mata-mata dan antek mereka yang kemudian melanjutkan untuk mengendalikan seluruh wilayah Pakistan dengan hukum yang sama dengan Hukum Inggris.
Dengan demikian, bahkan setelah penjajah Inggris pergi, anak benua itu tetap jatuh ke tangan orang-orang yang mencintai kekuasaan, yang rela melepaskan dan meninggalkan ideologi agama mereka dan nilai-nilai hidup mereka yang berharga lainnya hanya untuk memperoleh kekuasaan.
Jadi, sesungguhnya, Hukum Islam tidak pernah dijalankan di Pakistan. Yang berlaku di sana justru Hukum Inggris yang diterapkan oleh antek-antek thogut Inggris. Sementara “Pakistan Timur” juga dikendalikan oleh para politisi keji ini.
Sehingga, komunitas thogut ini juga senantiasa menindas dan mengeksploitasi “Pakistan Timur”, diantaranya dengan menyalahgunaan kekuasaan, terkadang dengan menerapkan psikologi nasionalis mereka yang menyimpang, terkadang dengan menggunakan muslihat demokrasi dan sebagainya.
Dengan demikian, pada satu titik Kaum Muslimin “Pakistan Timur” pun menjadi sangat putus asa untuk memperoleh kemerdekaan dari penindasan dan konspirasi ini. Dan “Perang Kemerdekaan 1971” merupakan hasil dari emosi keputusasaan Kaum Muslimin “Pakistan Timur” ini.
Syaikh Mujibur Rahman dan Presiden Zia hanyalah dua [dari sekian] oknum politisi yang dijual kepada filosofi dan Hukum Inggris (seperti halnya politisi “Pakistan Barat”). Syaikh Mujibur Rahman tergiur untuk memperoleh kekuasaan atas “Pakistan Timur” melalui pemilu demokrasi yang dianggap damai (bukan melalui pertempuran “Perang Kemerdekaan”)
Pada 16 Desember 1971, “Pakistan Timur” merdeka dari genggaman “Pakistan Barat”. Kemudian “Pakistan Timur” ini mendeklarasikan diri menjadi “Bangladesh”.
Setelah kekacauan dan perang sembilan bulan berakhir, para politisi “Bangladesh” baru menjadi begitu sibuk untuk menjadi pemilik negara baru ini. Para politisi “Bangladesh” baru ini membuat sejumlah kesalahan yang sama seperti yang dilakukan sebelumnya oleh para politisi “Pakistan Barat” selama masa pemisahan antara “India” dan “Pakistan”. Mereka melupakan Allah, Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam, Islam, Iman, Agama, Syukur, Ketaatan. Mereka melupakan semua hal utama ini dan mereka membuat sebuah pemerintahan yang mengekor pada Inggris, dan bukannya mengikuti Islam.
Dan mereka membuat hukum (konstitusi berdasarkan hukum buatan manusia) dengan tangan-tangan mereka untuk mengendalikan Kaum Muslimin negeri “Bangladesh” ini. Dengan demikian, pada masa yang sangat dini bagi “Bangledesh” baru ini, para politisi negeri ini membuat sebuah sistem pemerintahan buatan manusia yang berdasar pada syirik dan mulai mengatur negara [Bangladesh] ini dengannya.
Dan sejak saat itu hingga kini, politisi sejenis ini masih mengendalikan negara “Bangladesh” ini dengan hukum-hukum buatan manusia yang berdasar pada syirik, dan bukannya dengan Syariat Islam yang didasarkan pada Tauhid (Mengesakan Allah).
Sampai saat ini, hukum syirik masih digunakan, diantaranya Liga Awami Syaikh Mujib, Partai Nasional Bangladesh atau Bangladesh National Party (BNP) Ziaur Rahman, dan partai politik Ershad yang datang dan duduk di atas kursi-kursi dan singgasana syirik ini. Sehingga, partai-partai politik yang berbeda pun datang dan pergi, dan duduk di atas kursi-kursi dan singgasana syirik ini dan melanjutkan kesyirikan tersebut.
Maka, dengan disetir oleh keserakahan mereka, partai-partai politik ini masuk ke dalam sebuah perjudian memperebutkan kekuasaan dengan meninggalkan kelurusan dan keimanan mereka. Dan untuk mencapai singgasana kekuasaan ini dan untuk melanjutkan penyalahgunaannya, mereka pun menempuh jalan apa saja yang mereka anggap perlu untuk dilakukan.
Dengan demikian, sebuah babak kegelapan baru atas “Bangladesh” telah dimulai. Dan partai-partai politik yang berbeda pun berdatangan hanya untuk memperpanjang babak ini.
Bersambung, InsyaAllah.
Syariah Kesyahidan
Link untuk download :
https://archive.org/download/balakot…_en_part_1.3gp
(banan/arrahmah.com)