(Arrahmah.id) – Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau dikenal dengan nama Jakarta Islamic Center (JIC), yang termasuk di dalamnya Masjid Islamic Center Jakarta, merupakan sebuah lembaga yang didirikan di bekas Lokasi Resosialisasi (Lokres) Kramat Tunggak, Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Lokres Kramat Tunggak adalah nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang merupakan pusat lokalisasi terbesar di Jakarta. Pada tahun 1970-an, di awal pembukaan Lokres Kramat Tunggak, terdapat 300 orang WTS dengan 76 germo atau mucikari. Dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya.
Karena menimbulkan masalah baru pada masyarakat dan mencoreng citra Jakarta, maka masyarakat yang resah dengan adanya Lokres Kramat Tunggak tersebut mendesak agar pemerintah menutup Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.
Atas desakan tersebut, pada tanggal 31 Desember 1999, pemerintah secara resmi mengeluarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 495 Tahun 1998 tentang penutupan Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak.
Selanjutnya, Pemda Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan bekas Lokres Kramat Tunggak.
Berbagai gagasan muncul untuk memanfaatkan lokasi bekas Kramat Tunggak tersebut. Ada yang mengusulkan agar dibangun pusat perdagangan (mall), perkantoran dan lain sebagainya. Namun, Gubernur DKI kala itu, Sutiyoso, mengusulkan ide untuk membangun Islamic Centre.
Ide pembangunan Islamic Center adalah untuk menyatukan kelompok-kelompok lain yang awalnya berbeda-beda. Pada 2001, Sutiyoso melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengetahui sejauhmana dukungan masyarakat terhadap sebuah perubahan yang telah dicanangkan.
Pada 24 Mei 2001, dukungan tersebut semakin menguat. Gagasan untuk membangun Jakarta Islamic Centre (JIC) dikemukakan Gubernur Sutiyoso kepada Prof. Azzumardi Azra (Rektor UIN Syarif Hidayatullah). Gagasan itu pun mendapatkan respon amat positif.
Setelah adanya konsultasi terus menerus antara masyarakat, ulama, praktisi baik skala lokal maupun regional bahkan international akhirnya dibuatlah sebuah master plan pembangunan JIC pada tahun 2002.
Kemudian pada Agustus 2002, dalam rangka memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC dilakukan Studi Komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris dan Perancis.
Pada tahun yang sama, dilakukan perumusan Organisasi dan Manajemen JIC. Kehadiran JIC ternyata sesuatu yang sangat fenomenal sebagai produk zaman yang strategis dan monumental. Dan demikianlah sejarah mengenai pembangunan Jakarta Islamic Center, di mana termasuk di dalamnya Masjid Islamic Center Jakarta yang terbakar pada Rabu (19/10/2022). (rafa/arrahmah.id)