TEHERAN (Arrahmah.id) – Pihak berwenang Iran telah menginterogasi atau menangkap lebih dari 90 jurnalis sejak protes nasional mengguncang negara tersebut tahun lalu, media lokal melaporkan pada Selasa (8/8/2023).
Demonstrasi massal meletus pada September 2022 menyusul kematian dalam tahanan seorang warga Iran-Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian di Iran.
Ratusan orang termasuk pasukan keamanan terbunuh dan ribuan orang ditangkap atas partisipasi mereka dalam apa yang digambarkan oleh pihak berwenang sebagai “kerusuhan” yang dipicu oleh Barat.
“Lebih dari 90 jurnalis telah ditangkap atau dipanggil selama 10 bulan terakhir di berbagai kota di seluruh negeri,” demikian menurut harian reformis Shargh, mengutip laporan dari komite lokal yang mendukung para jurnalis yang ditahan.
Sebagian besar telah dibebaskan dengan jaminan atau diberikan amnesti, namun nasib 11 wartawan, termasuk enam yang ditahan dan lima lainnya yang sedang menunggu vonis, “masih belum diketahui,” kata laporan yang diterbitkan pada Hari Wartawan Nasional Iran, yang dirayakan pada 8 Agustus.
Di antara para jurnalis yang ditahan adalah Niloufar Hamedi dan Elaheh Mohammadi, yang meliput kematian Amini dan telah ditahan sejak September.
Keduanya diadili secara terpisah secara tertutup di Teheran dan didakwa pada bulan November dengan tuduhan melakukan propaganda melawan negara dan bersekongkol melawan keamanan nasional. (haninmazaya/arrahmah.id)