KARAWANG (Arrahmah.com) – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang, sedikitnya 110 balita di Kab. Karawang mengalami gizi buruk. Meski tiap tahun program penanggulangan gizi buruk dicanangkan Pemkab Karawang, namun jumlah penderita gizi buruk selalu bertambah.
Bahkan, Jumlah penderita ini, diyakininya, tidak menutup kemungkinan lebih besar. “Penanganan gizi buruk bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja, melainkan juga dari stakeholder bersama-sama elemen masyarakat lainnya,” ucap Kepala Dinkes Kab. Karawagng, Asep Hidayat, Minggu (27/3/2011).
Data lain yang didapatnya, kata Asep, selama tahun 2010 tercatat 1.804 balita atau 1,01 persen balita memiliki berat badan sangat kurang, 13.584 atau 7,58 persen berat badan kurang, 155.690 atau 86,83 persen berat badan naik, dan 2.500 atau 1,39 persen berat badan lebih. Sedangkan bila dibandingkan antara berat badan/ tinggi badan terdapat 1.029 atau 0,57 persen balita sangat kurus, 6.415 atau 3,58 persen balita kurus. 15.996 atau 89,23 persen normal. Dan 5.558 atau 3,1 persen berat badan gemuk.
Asep mengatakan, bila dibandingkan antara tinggi badan/umur balita, maka terdapat 8.621 atau 4,81 persen balita sangat pendek, 18.183 atau 10,14 persen balita pendek, dan, 155.640 atau 86,8 persen normal. “Masalah gizi lain yang ditemukan pada kegiatan itu adalah gangguan akibat kekurangan yodium, termasuk endemic gaky yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, Ciampel, Telukjambe Barat, Banyusari, Kotabaru, serta Batujaya,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Karawang, Ade Sawara mengatakan, untuk menanggulangi masalah gizi buruk, Pemkab telah melakukan berbagai langkah. Yakni, pelacakan dan surveilans aktif gizi buruk hingga pemeriksaan kesehatan balita gizi buruk, termasuk penyuluhan dan konseling. Bahkan memberikan pelatihan tata laksana gizi buruk bagi petugas gizi di Puskesmas. (pr/arrahmah.com)