JAKARTA (Arrahmah.id) — Pria murtad bernama Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al Quran lantaran dinilai berbahaya dan dapat memicu lahirnya radikalisme.
Sebagaimana diketahui, pernyataan pria yang sekarang berprofesi pendetan ini sebelumnya viral di berbagai media sosial pada Senin (14/3/2022). Pernyataan itu oleh sebagian orang dianggap sangat sensitif lantaran dia meminta Menag Yaqut menghapus 300 ayat Al Quran yang dianggap berbahaya.
Dia bahkan menyatakan, dilansir akun Youtube TV One News (15/3), bahwa penghapusan ayat dalam kitab suci itu juga sudah diterapkan di beberapa negara termasuk Cina. Imbasnya kata dia, kelompok radikal sejauh ini tidak pernah lahir di Cina.
Saifuddin Ibrahim meminta Menag Yaqut untuk tidak takut melakukan hal ini.
Supaya lebih jelas berikut pernyataan lengkap Saifuddin Ibrahim dalam video Youtube-nya tertanggal 5 Maret 2022 dengan judul Ir Soekarno: 15L4M S0NT0L0Y0 = MU5L1M K4DRUN? GUS YAQUT TERUSLAH BERSUARA:
Saya sudah berulang kali mengatakan dan inilah menteri agama yang saya kira punya toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas. Mohon Pak menteri agama agar situasi yang seperti ini dikondusifkan. Jangan takut dengan Kadrun.
Bapak punya. Bapak adalah pemerintah menteri Jokowi. Bapak punya banyak hal. Bapak punya tentara, pakailah tentara. Bahkan bapak punya Banser NU seluruh Indonesia yang bisa digerakkan oleh bapak sebagai panglima Banser.
Untuk apa takut mengatakan masalah adzan itu. Itu urusan menteri agama, kenapa rakyat marah. Gak usah takut dan jangan mundur sedikitpun kaum kadrun, kaum Islam sontoloyo itu. Saya dukung sekali. Bahkan jangan cuma mengatur suara adzan, atur juga kurikulum yang ada di Madrasah sampai perguruan tinggi. Karena sumber kekacauan itu dari kurikulum yang tidak benar.
Bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, jangan takut untuk dirombak. Ganti guru-gurunya yang. Karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua. Seperti saya ini sebelumnya radikal, karena saya belajar di pesantren. Saya mengajar di Pesantren Zaitun Indramayu. Itu pusat teroris Pak.
Tapi teroris yang kelas berdasi ya pesantren Zaitun. Saya gurunya dan saya mengerti. Bahkan kalau perlu 300 ayat yang menjadi hidup intoleran, hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Al Quran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali.
Saya melihat pemerintah Cina itu menghapus Al Quran ayat-ayat yang kasar dari Al Quran Cina sehingga tidak ada satu bangsa muslim Uighur yang menjadi teroris di sana. Ini yang menjadi perhatian saya.
Agar ayat-ayat Al Quran yang keras itu tidak diajarkan di pesantren atau madrasah-madrasah seluruh Indonesia. Merevisi semua kurikulum itu, agar tidak menghancurkan bangsa kita, karena mereka kalau sudah kena radikal, apa saja yang di depan mereka mereka labrak, mereka mau menghancurkan diri sendiri.
Padahal kita sadari selama ini, semua teroris datangnya dari pesantren. Tidak ada teroris datang dari sekolah Kristen. Tidak mungkin. (hanoum/arrahmah.id)