GROZNY (Arrahmah.id) — Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyebut Vladimir Putin layak diberikan Nobel Perdamaian karena selalu berusaha menjaga perdamaian dan melawan peperangan.
“Kami tidak akan berhenti sampai tercapai kedamaian di seluruh dunia yang berdasarkan pada nilai-nilai suci bagi semua orang! Panglima tertinggi kami, Presiden Rusia Vladimir Putin, selalu berdiri demi perdamaian dan melawan peperangan. Oleh karena itu, beliau layak dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian. Semua roh jahat, yang merupakan pembunuh dan teroris, gagal membuatnya terlihat buruk,” ucap Kadyrov, seperti dilansir akun Facebook Kedutaan Rusia untuk Indonesia (11/4/2022).
Selain itu, dia mengucapkan terima kasih kepada Indonesia dan negara-negara muslim lainnya di dunia. Ucapan ini diberikan karena Indonesia dan negara muslim lainnya tidak menjatuhkan sanksi kepada Rusia pasca serangan Moskow ke Ukraina.
“Sebagai muslim, bagi saya, merupakan suatu kepuasan besar ketika mengetahui bahwa seluruh dunia Islam mendukung Rusia dalam pertarungan melawan kejahatan universal. Tidak ada satu pun negara yang mayoritas penduduknya muslim menjatuhkan sanksi kepada Rusia,” katanya.
“Di antaranya adalah Saudi Arabia, Turki, Uni Arab Emirat, Pakistan, Palestina, Irak, Suriah, Iran, Libia, Indonesia, Yordania, Mesir, Qatar, Azerbaijan, Aljazair, Afganistan, Bangladesh, Bahrain, Bosnia dan Herzegovina, Brunei Darussalam, Burkina Faso, Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Djibouti, Yaman, Kazakhstan, Kirgizstan, Kuwait, Lebanon, Mauritania, Malaysia, Mali, Maladewa, Maroko, Niger, Nigeria, Oman, Senegal, Somali, Sudan, Tajikistan, Tunisia, Turkmenistan, Uzbekistan, Chad, dan banyak lainnya.”
“Atas nama 30 juta muslim Rusia, saya ingin menyampaikan kepada Anda semua terima kasih yang setulus-tulusnya. Semoga Allah Swt senantiasa meridhoi (negara) Anda semua. Hari ini, Anda semua membuktikan bahwa umat Islam selalu berpihak pada kebenaran dan keadilan,” tambahnya.
Dalam rilis tersebut, Ramzan juga menegaskan bahwa operasi militer yang dilakukan Rusia ke Ukraina adalah untuk mengekang kaum-kaum penindas. Ia menggambarkan Ukraina sebagai Nazi dan setan.
Ia bertekad tidak akan membiarkan Pemerintahan Zelensky, terus berkuasa. Ia mengatakan Ukraina telah disokong Barat, di mana ia menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) sebagai manusia tapi berprilaku setan.
Checnya sendiri adalah republik di federasi Rusia. Beribu kota di Grozny, Checnya memiliki 95% penduduk Muslim dan sisanya kristen ortodoks.
Pasukan Chechnya Rusia memang dikirim untuk membantu Rusia ke Ukraina. Perang Rusia dan Ukraina diyakini Bank Dunia akan membuat kontraksi pada ekonomi kedua negara, masing-masing 11 dan 45%. (hanoum/arrahmah.id)