JAKARTA (Arrahmah.com) – Di tengah rentetan bumi Allah Indonesia di dera dengan bencana alam, mulut beberapa pemimpim yang bermental pendosa terus saja memembuat gerah rakyatnya. Setelah Bupati Mojokerto Mustofa mengutarakan di depan warganya bahwa dirinya doyan nenggak bir, sekarang diikuti oleh pernyataan berbau maksiat bahwa pelacur adalah pahlawan keluarga. Mulut Bupati Kendal Widya Kandi Susanti yang mengucapkannya.
Pernyataan dan sikap Widya terhadap pekerja seks komersial (PSK) menuai reaksi keras dari para aktivis muda Islam. Mereka menyesalkan munculnya anggapan bahwa seorang PSK itu pahlawan keluarga karena telah bekerja untuk menghidupi keluarga.
”Itu sikap yang sangat konyol dan sangat tidak pantas disampaikan oleh seorang pejabat pemerintah,” kata ketua Forum Silahturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Yogyakarta, Jamhari, lansir ROL Rabu (29/1/2014).
Dia mengatakan, dalih semacam itu menunjukkan cara berpikir pejabat pemerintah yang hanya ingin menggampangkan persoalan saja. Padahal berdasarkan undang-undang secara tegas disampaikan bahwa lapangan pekerjaan bagi setiap warga itu menjadi tanggungjawab dari pemerintah.
”Ketika orang miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan begitu banyak maka sudah seharusnya tugas pemerintah untuk membuka dan menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya.
Jamhari menyesalkan adanya cara berpikir Widya yang hendak melegalkan praktek prostitusi. Seperti halnya kampanye kondom, pria yang berstatus sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan, cara semacam itu hanya akan menambah persoalan baru saja di tengah masyarakat.
”Kalau pelacuran itu dilegalkan mungkin saja bisa memberikan makan oleh sebagian kecil orang atau keluarganya. Tapi masalah baru justru akan muncul dan itu berkaitan dengan moral. Kalau moral sudah dirusak bagaimana bangsa ini mau maju dan menjadi lebih baik?”tegasnya. (azm/m1/arrahmah.com)