GROZNY (Arrahmah.com) – Mufti Besar Chechnya Salakh Mezhiyev memarahi dan memaksa sejumlah muslimah Grozny untuk membuka niqab mereka.
Video yang disiarkan oleh TV Grozny ini terjadi di hadapan kepala kepolisian Grozny Aslan Iraskhanov yang berada di kantornya.
Salakh Mezhiyev mengingatkan tujuh muslimah tentang aturan mengenakan jilbab. Menurutnya, dalam budaya Chechnya tidak pernah ada istilah mengenakan niqab.
“Dalam Islam, ada aturan yang jelas yang harus ditaati secara ketat. Niqab adalah pakaian tradisional wanita Arab,” klaim mufti, seperti dikutip dari video yang disiarkan TV Grozny (28/11/2020).
Selama dimarahi mufti dan kepala polisi, para Muslimah itu berdiri berbaris dan tertunduk. Kerabat mereka yang semuanya laki-laki pun ikut berdiri berjajar di sudut lainnya.
Di akhir percakapan, Mezhiyev dan Iraskhanov, menyuruh ketujuh Muslimah untuk melepas niqab yang akhirnya dituruti oleh mereka dengan raut terpaksa.
“Menutup wajah, seperti yang kalian lakukan sekarang, adalah tradisi masyarakat. Ini tidak diatur oleh syariah. Ada hadits yang mengatakan tentang pakaian wanita Muslim: semua kecantikan wanita harus ditutupi, kecuali wajah dan tangan. Ketika kalian menunaikan haji, wajah tidak boleh ditutup. Hijab itu wajib, tapi wajah dan tangan harus dibiarkan terbuka,” jelas Mezhiyev.
Mezhiev mengatakan bahwa mengenakan niqab merupakan ide Wahhabisme yang bertentangan dengan tradisi masyarakat Chechnya.
Iraskhanov menambahkan bahwa para Muslimah harus mematuhi hukum dan berhenti mengikuti anjuran para dai di internet. “Kalian harus berperilaku seperti ibu dan nenek kalian. Kita memiliki tradisi sendiri. Mengapa kita harus menndengarkan orang asing? Budaya kita sudah memakai jilbab, tidak ada gunanya mencoba menonjol di hadapan umum.”
Video ini memicu kontroversi di kalangan netizen. Hanya dalam lima jam saja, puluhan ribu orang sudah melihat dan berkomentar karena kejadian ini. (Hanoum/Arrahmah.com)