JAKARTA (Arrahmah.com) – Keliru menafsirkan dalil hinggap pada Quraish Shihab, meski dia seorang guru besar dalam bidang tafsir dan doktor pertama di Asia Tenggara dalam bidang tafsir Al Quran.
Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad SAW tidak dijamin masuk surga.
Tayangan yang akhirnya diunggah di Youtube itu, alumni universitas Al Azhar ini berdalil dengan hadits tentang amalan shalih itu merupakan salah satu faktor yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
“Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam rekaman yang diunggah di Youtube.
“Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin tuhan kecuali kita katakan bahwa tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambah Quraish Shihab yang kemudian langsung menuai kecaman.
Jika kita mengikuti logika yang dibawa oleh Quraish Shihab, maka seluruh risalah dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW otomatis perlu dikritisi seluruhnya. Sebab, kemungkinan ada kekeliruan di dalam sebagian ajaran ataupun seluruhnya.
Menurut Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam, Ustadz Anung Al-Hamat, hadits tersebut bukan berarti Rasul SAW tidak masuk surga. Justru banyak dalil dari ayat dan hadits yang menegaskan bahwa Beliau SAW akan menjadi penghulu surga untuk orang-orang yang beriman.
Dikutip dari Kiblat.net Senin (14/7/2014), “Jadi hadits tersebut tidak benar jika dipahami bahwa Rasul SAW tidak dijamin masuk surga, justru banyak dalil yang menjelaskan adanya jaminan Rasul SAW masuk surga,” ujar anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI)
Di antaranya adalah, pertama, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Aisyah radhiyallahu anha adalah salah satu istrinya di surga Kedua, Beliau SAW menyebutkan salah satu wanita penghulu surga adalah Khadijah radhiyallahu anha (istri pertama Beliau SAW),
Ketiga, Beliau SAW juga menjelaskan tentang sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga, mereka adalah Ahli Badar, Bai’aturridwan, dan lainnyay. Tidak mungkin beliau menjamin dan menjelaskan mereka para sahabat radhiyallahu anhum masuk surga sementara beliau sendiri belum pasti masuk surga.
Keempat, lanjut Ustadz Anung, telah diperlihatkan kepada Beliau SAW para penghuni surga dan penghuni neraka. Kelima, di dalam Surat Al-Fatihah, kita berdoa agar ditunjukan kepada jalan yang lurus yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Jelas bahwa Nabi SAW masuk ke dalam golongan para Nabi. Keenam, tidak ada sosok yang sudah diampuni seluruh dosa baik yang lalu maupun yang akan datang melainkan Nabi Muhammad SAW, dan masih banyak dalil-dalil lainnya.
Menurut Ustadz Anung, Quraish Shihab menafsirkan kesimpulan itu hanya dengan sebagian dalil saja. “Kekeliruannya adalah dia menafsirkan hanya sebagian dalil saja. Padahal, yang benar adalah mengumpulkan dalil-dalil yang ada kemudian mencontoh para ulama dalam menjelaskan dalil yang secara dzahir terlihat kontradiktif. Apa yang dikatakan Imam Nawawi dan lainnya adalah memadukan semua dalil,” ungkap kandidat doktor bidang pendidikan Islam ini.
Kata Ustadz Anung, di kalangan sekte-sekte yang menyimpang ada sebagian orang yang lancang dan mengeluarkan pernyataan keji terhadap Nabi SAW. Di antaranya Al-Gharawi, salah satu tokoh syiah yang menyatakan bahwa kemaluan Nabi SAW harus masuk neraka karena telah menggauli beberapa wanita musyrik, (yang dimaksud oleh tokoh Syiah itu adalah ummul mukminin Aisyah dan Hafsah radhiyallahu anhuma, red). Wal’iyadzu billah.
(azm/arrahmah.com)