BERLIN (Arrahmah.com) – Pihak kepolisian Jerman telah meminta jaksa untuk menyelidiki anggota parlemen sayap kanan terkemuka, Beatrix von Storch, atas tweetnya yang menyebut Muslim “barbar” dan “pemerkosa”, Independent melaporkan pada Rabu (3/1/2018).
Kisah ini bermula saat institusi polisi di kota barat Cologne memasang ucapan Tahun Baru melalui Twitter pada tanggal 31 Desember lalu. Mereka juga mempostingnya dalam bahasa Jerman, Inggris dan Perancis, untuk memastikan bahwa pesan tersebut sampai kepada semua orang yang menghadiri perayaan Tahun Baru di kota tersebut, yang menarik ribuan orang orang setiap tahun.
Segera setelah itu, von Storch mengkritik polisi dan menulis: “Apa yang salah dengan negara ini? Mengapa halaman resmi polisi di NRW men-tweet dalam bahasa Arab? … Apakah mereka mencoba untuk menenangkan gerombolan laki-laki barbar, Muslim, dan kaum laki-laki pemerkosa itu?”
Von Storch merupakan anggota organisasi anti-imigran untuk Alternative for Deutschland, yang merupakan partai terbesar ketiga di Jerman.
Sementara itu, Twitter menangguhkan akunnya dan menghapus tweetnya. Tak menyerah. Von Storch kemudian memasang pos yang sama di halaman Facebook-nya, yang juga dihapus oleh situs media sosial tersebut.
Von Storch menyatakan bahwa ia merujuk pada sebuah insiden di Cologne pada tahun 2014, di mana lebih dari 500 perempuan diserang secara seksual di sekitar katedral dan sebuah stasiun kereta api. Banyak tersangka adalah imigran dari Afrika Utara.
Politisi tersebut akan diselidiki berdasarkan undang-undang ketat Jerman terhadap ucapan kebencian. Dia bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara jika terbukti bersalah. (althaf/arrahmah.com)