JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Prof Hamka Haq tak perlu melacurkan diri dengan menyebut Israel tidak merebut wilayah Palestina.
“Hamka Haq kalau membuat pernyataan harus berdasarkan Al Quran, Hadits, kalau tidak didasarkan kedua lantasan itu, dipertanyakan keislamannya. Sebagai seorang profesor tidak perlu melacurkan diri dengan pernyataan itu,” kata Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththath seperti dikutip dari itoday, Selasa (1/1).
Menurut Ustadz Al Khaththath, pernyataan Hamka Haq itu menunjukkan kedekatan PDIP dengan zionis Israel. “Harusnya bukan didasarkan kepentingan politik, tetapi harus sesuai dengan Al Quran dan Hadits,” ungkap Al Khaththath.
Kata Al Khaththath, Hamka Haq itu harusnya membaca sejarah di mana berdirinya negara Israel yang merebut Palestina dengan teror.
“Yang namanya Yahudi datang ke Palestina, melakukan teror terhadap kaum muslimin. Kaum Yahudi datang bersama penjajah Inggris. Pemimpin Israel itu para teroris yang sangat kejam, mengusir warga Palestina,” ujarnya.
Kata Ustadz Al Khaththath, Hamka Haq itu pura-pura tidak tahu atau tidak mengerti sejarah kekejaman Yahudi terhadap warga Palestina. “Pura-pura tidak tahu, berarti munafik, tidak ngerti harus belajar. Yahudi datang bersama penjajah Inggris untuk menempati tanah milik Palestina. Inggris dan Yahudi merampas tanah milik kaum Muslimin Palestina,” pungkas Ustadz Al Khaththath.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, organisasi sayap keagamaan PDIP, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) mengatakan bahwa negara Zionis Israel bukan merebut wilayah Palestina tetapi hanya kembali ke negeri lama yang ditinggalkannya.
“Jadi sejujurnya, sangat salah kalau dibilang Israel merebut negeri orang, tapi yang benar ialah Israel kembali ke negeri yang lama ditinggal,” tulis Ketua Umum Bamusi, Prof Hamka Haq di akun twitter miliknya, @hamkahaq, Jumat (28/12).
Menurut Hamka Haq, Umat Islam harus bersyukur, karena Bani Israel hanya menuntut kembali ke Palestina (Tel Aviv), tidak menuntut untuk kembali ke Madinah.
“Entah apa jadinya, andaikata Yahudi (Israel) berkeras untuk kembai ke Madinah, tempat mereka sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke sana,” tulis Hamka Haq.
Selain itu, Hamka juga menerangkan, berdasarkan sejarah, Palestina itu adalah negeri Nabi Ibrahim dan keturunannya, mencakup Bani Israel dan Bani Ismail (Arab).
“Dahulu, Bani Israel berbaur dengan bangsa Arab di Palestina, dan di Madinah (Yatsrib) yang juga adalah tanah air Yahudi sebelum Nabi hijrah ke sana,” tegasnya.
Kata Hamka, sewaktu Nabi Muhammad SAW Isra-mi’raj, sempat bershalat di Masjid Aqsha, yang waktu itu bukan milik Muslim, tapi rumah ibadah Yahudi dan Nashrani. “Artinya, Palestina dan Madinah itu tanah air bersama kaum Yahudi dan Arab yang tetap dipertahankan oleh Nabi selaku Kepala Negara di Madinah,” papar Hamka Haq.
Lanjut Hamka, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, para Khalifah membuat kebijaksanaan mengusir Bani Israel dari Madinah, menyusul kemudian terusir pula dari Palestina. (bilal/arrahmah.com)