JAKARTA (Arrahmah.com) – Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, yang menyebut Dahnil memimpin PP Pemuda Muhammadiyah secara ugal-ugalan dan kemenangan Cak Nanto sebagai hukuman bagi Dahnil sangat disayangkan oleh banyak pihak.
Pernyataan Raja Juli, yang merupakan mantan Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dinilai memecah belah kader dan terkesan sangat kekanak-kanakan.
Diantaranya, hal ini ditanggapi oleh Sekjend DPP IMM periode 2014-2016 Abdul Rahman.
Menurut Rahman, Dahnil tidak pernah menarik Pemuda Muhammadiyah ke politik praktis. Justru sebaliknya, Dahnil tetap menjaga Khittah Muhammadiyah, bahwa ia menjadi kordinator jubir salah satu Capres, itu merupakan pilihan personal, dan pilihan itu diambil beberapa bulan menjelang berakhir masa jabatannya.
“Bang Dahnil tidak pernah menyeret pemuda Muhammadiyah ke ranah politik praktis, bahwa bang Dahnil menjadi kordinator Jubir Prabowo itu adalah pilihan politiknya secara personal, dan pilihan itu diambil menjelang Muktamar. Justru sebaliknya, selama ini Bang Dahnil tetap komit dan setia menjaga khittah Muhammadiyah dan terus mengembirakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dengan tetap menjaga independensi dan nalar kritisnya,” ungkap Rahman dalam keterangannya, Kamis (29/11/18).
Pernyataan Raja Juli yang menuding Dahnil ugal-ugalan memimpin Pemuda Muhammadiyah dinilai Rahman sangat berlebihan
“Dikatakan Bang Dahnil ugal-ugalan memimpin Pemuda Muhammadiyah, menurut saya itu Offside dan kekanak-kanakan. Justru sebaliknya, di bawah kepemimpinan Bang Dahnil, Pemuda Muhammadiyah semakin maju, KOKAM semakin berkembang, dakwahnya mengembirakan, independensinya terjaga, dan banyak masyarakat luas yang simpatik terhadap gerakan Pemuda Muhammadiyah,” imbuhnya.
“Jujur saja, saya banyak dihubungi oleh teman-teman di luar, mereka pada ingin masuk Pemuda Muhammadiyah, mereka tertarik dan simpatik dengan Pemuda Muhammadiyah, ini semua tak terlepas dari kiprah dan gerakan Bang Dahnil beberapa tahun terakhir ini,” tutur Rahman, yang juga wakil Bendahara PP Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018 ini.
Menurut Rahman, sangat keliru kalau Raja Juli mengaitkan hasil muktamar sebagai hukuman untuk Dahnil.
Pernyataan ini menurut Rahman bisa memecah belah kader Pemuda Muhammadiyah.
“Ini statement Raja Juli kurang bagus. Bisa memecah belah kader. Raja Juli ini kan mengaku seorang intelektual, seharusnya membuat pernyataan yang menyejukkan dan merekatkan kebersamaan di antara kader Angkatan Muda Muhammadiyah sekalipun pilihan berbeda. Ini kan pernyataan bisa memecah belah,” tegas Rahman
“Muktamar telah usai, Bang Dahnil telah menjaga musyawarah berjalan dengan baik sesuai mekanisme yang baik pula. LPJ Bang Dahnil telah diterima oleh muktamirin sebagai bentuk apresiasi seluruh kader se indonesia untuk Bang Dahnil. Apa hubungannya hasil muktamar dengan hukuman bagi Bang Dahnil. Sekarang Bang Dahnil sudah sukses melaksanakan muktamar dengan baik dan berwibawa, ketum yang baru sudah terpilih, ia pun sudah secara resmi menyampaikan ucapan selamat kepada Cak Nanto,” papar aktifis asal Sulawesi Selatan ini.
Rahman pun meminta Raja Juli untuk menjaga dan mengontrol diri dari pernyataan-pernyataan yang provokatif dan bisa memecah belah kader Angkatan Muda Muhammadiyah
“Sebagai Sekjend PSI, Raja Juli harus menjaga statemen-statemen yang dapat memecah belah kader Muhammadiyah. Sesama kader harus saling menjaga dan menghormati sekalipun pilihan politik berbeda,” pungkasnya.
Sebelumnya, Raja Juli mengomentari mantan Ketua Umum Pemuda Muhammdiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
“Ini hukuman bagi Dahnil Simanjuntak yang mengendarai Pemuda Muhammadiyah secara ugal-ugalan, menyeret-nyeret Pemuda Muhammadiyah ke lingkaran politik praktis untuk kepentingan personal dirinya,” kata Antoni yang juga Wakil Sekretaris Tim Jokowi-Ma’ruf
(ameera/arrahmah.com)